Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips agar Perut Tak Gegar Budaya Makan Saat Merantau

Kompas.com - 11/09/2021, 11:53 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

Kembali lagi ke budaya makan orang Minang; ini dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan berbagi.

Baca juga: Resep Ayam Pop Khas Minang, Lauk Sahur Bumbu Tidak Ribet

 

"Sebanyak-banyaknya makanan, seorang makan dua lauk sudah membuat kenyang," kata Yevita.

Dosen Antropologi Universitas Indonesia, Semiarto Aji Purwanto, menyatakan bahwa budaya makan erat kaitannya bagaimana seseorang memandang makanan dan selera makan.

Maka dari itu, gegar budaya makan saat harus berpindah atau merantau, dalam hal ini dari Sumatera ke Jawa, merupakan hal yang wajar.

Dsen yang akrab disapa Aji itu mengatakan, gegar budaya adalah normal dan sesuatu yang bisa diterima. Sebab, seseorang biasanya lebih nyaman di lingkungan budaya yang sama.

Budaya makan berbeda memang bisa menyebabkan kesulitan dalam skala kecil. Terutama jika fisik harus ikut beradaptasi.

"Dari pakar biologi juga menyebutkan kalau sistem pencernaan kita ini sudah terbentuk lama dari kecil sampai dewasa. Lidah bisa bilang enak tetapi perut kaget. Soal makanan sangat sensitif," jelas Aji.

Membawa beras dari kampung halaman

 

Ada cara sederhana yang dapat dilakukan saat mengalami gegar budaya makan. Kata kuncinya ialah dengan beradaptasi.

Yevita mengatakan, saat ada orang Minang yang belum terbiasa dengan makanan di tanah rantau biasanya mereka akan memasak makanan sendiri.

Selain membawa bumbu makanan khas kampung halaman, terdapat tantangan lain yang mungkin dihadapi.

Adaptasi makanan cukup berat biasanya terjadi saat orang Minang belum terbiasa dengan beras dari Jawa yang lengket dan pulen. Biasanya mereka akan meminta dikirim beras dari kampung halaman.

"Bahkan rumah makan padang di Jawa pun dari rasanya mungkin tidak sama karena penyesuaian selera dan perbedaan bahan karena perbedaan tanah," ujar Yevita.

Baca juga: Netizen Debat Bandingkan Porsi Lauk di Sumatera dan Jawa, Ini Penjelasan Antropolog

 

Namun demikian, menurutnya orang Minang tetap akan beradaptasi menganut pepatah Minang "Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang".

Pepatah tersebut memiliki arti yang tak jauh beda dengan pepatah yang dikenal secara umum di Indonesia. Yakni, orang Minangkabau harus mampu beradaptasi di tanah rantau, termasuk dalam soal budaya makan dan menghormati budaya makan setempat.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Netizen Debat Bandingkan Porsi Lauk di Sumatera dan Jawa, Ini Penjelasan Antropolog"

Sumber: Kompas.com (Penulis: Silvita Agmasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com