Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 10 September: Sejarah dan Tema

Kompas.com - 10/09/2021, 11:13 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau World Suicide Prevention Day (WSPD).

Peringatan ini dimulai sejak 2003 setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap bahwa bunuh diri adalah isu yang sangat serius. 

Pada 2004, WHO secara resmi menjadikannya tanggal 10 September sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri yang diakui setiap tahun.

Baca juga: Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, Masyarakat Diajak Saling Peduli

Setiap tahun, IASP menyelenggarakan ratusan acara atau program di lebih dari 60 negara untuk kampanye tersebut. 

WHO menggandeng International Association of Suicide Prevention (IASP) untuk memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia setiap tanggal 10 September.

Pada tahun ini, tema Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia berfokus pada kesehatan mental di tengah pandemi corona yakni “Creating Hope Through Action” atau "Menciptakan Harapan Melalui Tindakan". 

Pandemi dan isu bunuh diri

Pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung membuat banyak orang semakin cemas, tertekan, dan rentan untuk mengambil langkah ekstrem.

Hal itu bisa karena beberapa alasan, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan orang terdekat karena virus corona, kurangnya pertemuan sosial dan sebagainya.

Pada tahun 2020 tema nasional Hari Pencegahan Bunuh Diri adalah “Bersama Cegah Bunuh Diri.“

Cara terbaik untuk mencegah bunuh diri adalah dengan mengenali tanda-tanda peringatan dan tahu bagaimana menanggapi krisis semacam itu.

Baca juga: Stres Sepi Job dan Banyak Tanggungan, Dinar Candy: Untung Aku Nggak Bunuh Diri

 

800.000 dalam setahun

Dikutip dari website Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat, data WHO menyimpulkan bunuh diri telah menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat di negara maju dan menjadi masalah yang terus meningkat jumlahnya di negara berpenghasilan rendah dan sedang.

Hampir satu juta orang meninggal (Data dari PPB pada 2018 menyebut 800.000) setiap tahunnya akibat bunuh diri. Ini berarti kurang lebih setiap 40 detik jatuh korban bunuh diri.

Menurut WHO Global Health Estimates, angka kematian akibat bunuh diri di Indonesia tahun 2016 sebesar 3,4 /100.000 penduduk, laki laki (4,8/100.000 penduduk) lebih tinggi dibandingkan perempuan 92,0/100.000 penduduk.

Secara umum, angka bunuh diri semakin meningkat pada kelompok umur yang lebih tua, kecuali kelompok umur 20-29 tahun sebesar 5,1 per 100.000 penduduk yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok umur 30-39, 40-49, dan 50-59 tahun.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Pencegahan Bunuh Diri Dimulai dari Diri

Bunuh diri di Indonesia

 

WHO meramalkan pada 2020 angka bunuh diri di Indonesia secara global menjadi 2,4 per 100.000 jiwa dan diperkirakan jumlah kematian akibat bunuh diri di Indonesia sekitar 1,800 kasus per tahun.

Cara bunuh diri terbanyak adalah dengan gantung diri sebesar 60,9 persen, dan sebesar 23,2 persen kematian akibat bunuh diri terjadi pada orang dengan penyakit jiwa dan 5,8 persen pada orang dengan penyakit kronis.

Berdasarkan Global School- Based Student Health Survey ( GSHS) yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di dapatkan data keinginan untuk bunuh diri pada masa SLTP dan SLTA sebesar 4,3 persen pada laki- laki dan 5,9 persen pada perempuan.

Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks karena tidak diakibatkan oleh penyebab atau alasan tunggal, karena merupakan interaksi yang kompleks dari faktor biologik, genetik, psikologik, sosial, budaya dan lingkungan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 2 Pesawat Alami Tabrakan di Kroasia, 176 Tewas

 

Faktor penyebab dan upaya mencegah bunuh diri

Faktor umum timbulnya rasa ingin bunuh diri biasanya masalah kesehatan fisik dan terutama mental yang melumpuhkan seperti depresi.

Ada juga masalah keuangan hingga pengalaman pelecehan, agresi, eksploitasi dan perlakuan buruk, yang dapat berkontribusi pada perasaan sakit dan keputusasaan yang mendasari bunuh diri. Biasanya, penyalahgunaan zat dan alkohol juga berperan.

Strategi pencegahan umumnya menekankan kesadaran masyarakat akan stigma sosial dan perilaku bunuh diri. Stigma adalah penghalang utama untuk mencari bantuan.

Mengubah narasi seputar bunuh diri melalui promosi harapan dapat menciptakan masyarakat yang lebih berbelas kasih di mana mereka yang membutuhkan merasa lebih nyaman untuk maju mencari bantuan.

Dikutip dari situs resmi IASP, Anda juga dapat membantu memberi seseorang harapan dengan menunjukkan bahwa Anda peduli.

Kita semua bisa berperan, sekecil apapun itu. Kita mungkin tidak pernah tahu apa yang kita lakukan yang membuat perbedaan.

Semua orang dapat menjangkau dan bertanya kepada seseorang.

Anda tidak perlu memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan atau memiliki solusi, tetapi cukup meluangkan waktu dan ruang untuk mendengarkan seseorang tentang pengalaman kesusahan atau pemikiran bunuh diri mereka. Hal ini dapat membantu.

Obrolan ringan dapat menyelamatkan nyawa dan menciptakan rasa terhubung dan harapan pada seseorang yang mungkin sedang berjuang.

"Kita semua dapat melakukan sesuatu untuk hidup di dunia di mana bunuh diri diakui dan kita semua dapat melakukan sesuatu untuk membantu mencegahnya," tulis situs IASP.

 

Cerita mereka...

Wawasan dan cerita dari orang-orang dengan pengalaman bunuh diri, yang hidup, bisa sangat kuat dalam membantu orang lain memahami bunuh diri dengan lebih baik dan mendorong orang untuk menjangkau untuk mendukung seseorang, dan bagi individu untuk mencari bantuan sendiri.

Sangat penting bahwa orang yang membagikan cerita mereka tahu bagaimana melakukannya dengan cara yang aman bagi mereka dan bagi mereka yang mendengar cerita mereka.

Kisah-kisah pribadi tentang pengalaman seseorang tentang tekanan emosional yang signifikan, pikiran atau upaya bunuh diri, dan pengalaman pemulihan mereka dapat menginspirasi harapan pada orang lain.

Terlebih, mereka juga dapat melewati masa kesusahan atau krisis, dan wawasan mereka dapat membantu orang lain memahami apa artinya merasa ingin bunuh diri dan bagaimana mereka dapat mendukung orang lain.

Di sisi lain, individu yang berbagi pengalaman kehilangan karena bunuh diri dan bagaimana mereka menjalani 'normal baru' mereka, dapat membantu orang lain yang mengalami kehilangan karena bunuh diri memahami kehancuran bunuh diri dan percaya bahwa mereka akan dapat hidup melalui dan dengan kehilangan tersebut.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com