Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Bisa Tak Simetris Seiring Bertambahnya Usia, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 04/09/2021, 13:45 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Hampir semua manusia dilahirkan dengan wajah yang simetris. Ketika bayi, ukuran mata kanan dan kiri akan sama persis. Begitu juga tarikan bibir ketika tersenyum, juga akan simetris dan presisi.

Namun seiring berjalannya waktu, kesimetrisan pada wajah ini akan terganggu oleh banyak faktor.

Sehingga mata kanan bisa menjadi lebih kecil daripada mata kiri, atau tarikan bibir di sebelah kanan akan lebih tinggi daripada tarikan bibir di sebelah kiri.

Dilansir dari berbagai sumber, perubahan struktur wajah ini bisa terjadi karena faktor penuaan dan beberapa hal-hal lain.

Baca juga: Jangan Abaikan, Kondisi Wajah Ini Gejala Penyakit

Perubahan struktur wajah karena usia

Dilansir dari Live ScienceHelena Taylor, asisten dokter bedah plastik di Mount Auburn Hospital, Massachusetts, Amerika Serikat, pernah menggelar studi yang melibatkan sukarelawan dari jenjang usia 4 bulan hingga 88 tahun.

Proses penuaan bisa membuat wajah jadi tak simetris.Unsplash/Curology Proses penuaan bisa membuat wajah jadi tak simetris.
Dari studi tersebut, didapatkan hubungan yang erat antara penuaan dan perubahan kesimetrisan pada wajah.

Perubahan ini bisa didukung oleh banyak faktor, di mana masing-masing faktor dialami oleh masing-masing orang dengan cara yang berbeda-beda.  

Seperti misalnya facial expression atau ekspresi wajah ketika sedih, menangis dan tertawa. Masing-masing orang menarik bibirnya untuk tertawa atau menangis dengan cara yang berbeda-beda.

Baca juga: Teh Hijau, Berbagai Manfaat untuk Wajah dan Cara Penggunaannya 

Ini lah yang membuat dua wanita paruh baya memiliki perubahan bentuk wajah yang berbeda-beda di usia yang sama. Satu memiliki senyum yang masih simetris, dan satu lagi tidak.

Perubahan karena faktor usia juga bisa disumbang dari cara masing-masing orang merawat wajahnya. Wanita yang rajin facial akan memiliki kondisi otot kulit yang berbeda dengan mereka yang jarang merawat wajah.

Perbedaan kebiasaan-kebiasaan ini lah yang akan terulang dari tahun ke tahun dan mengubah atau merusak otot-otot pada wajah. 

Baca juga: 5 Tips Merawat Kulit Wajah di Rumah dari Dokter Spesialis Kulit

Perubahan struktur wajah karena penyakit

Selain karena penuaan, kesimetrisan pada wajah juga bisa disumbang karena penyakit-penyakit tertentu.

Dilansir dari Healthline, faktor lain ini bisa karena kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari, kebiasaan merokok, pengerjaan tindakan medis pada gigi dan gusi, luka karena trauma, penyakit Bell's Palsy, juga penyakit stroke.

Selain itu, kebiasaan buruk dalam duduk atau tidur juga bisa menyebabkan wajah jadi tidak simetris sempurna.

Seperti misalnya kebiasaan tidur telungkup atau menyangga wajah dengan tangan selama berjam-jam.

Ketika wajah sudah tak lagi simetris dan penampilan terganggu, Anda bisa meminta pertolongan medis untuk melakukan implan wajah atau bedah plastik. 

Baca juga: Cara Merawat Kulit Kering dari Pagi hingga Malam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com