KOMPAS.com - Lubis, warga Kota Bandung, Jawa Barat, meninggal karena Covid-19.
Semasa hidup Lubis adalah salah satu warga yang tidak percaya adanya Covid-19. Sementara ia sering berinteraksi dengan banyak orang karena pria itu berjualan air mineral kemasan.
Ketika ia jatuh sakit dengan gejala Covid-19, Lubis malah menolak dibawa ke rumah sakit. Alasannya, ia takut "di-covid-kan".
Lalu pada malam harinya, Lubis mengalami sesak. Ia kemudian hendak dibantu dengan oksigen, namun menolaknya.
Baca juga: Satgas Akui Ada Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Jawa Barat
Karena tidak ditangani secara medis, kondisi Lubis memburuk hingga akhirnya ia meninggal pada pagi hari.
"Sering ngobrol dengan saya bahwa beliau salah satu yang tidak yakin dengan keberadaan Covid," kata tetangga Lubis, Iwan Hermawan dilnsir BBC Indonesia.
Menurut Iwan, ia sempat menyarankan Lubis untuk melaporke Satgas Covid-19 di RT dan RW agar dibawa ke rumah sakit. Namun rupanya, saran itu diabaikan.
Iwan mengatakan, ketidakpercayaan Lubis terhadap Covid-19 karena terpengaruhi informasi hoaks di media sosial. Lubis, kata Iwan, meyakini bahwa pandemi Covid-19 adalah upaya konspirasi global dan rekayasa pemerintah.
Akibatnya, Lubis menolak uji usap dan vaksin Covid-19. Iwan menduga, anak dan istrinya mengikuti sikap Lubis itu.
"Mungkin setelah orangtuanya meinggal, (mereka menjadi) yakin bahwa Covid itu ada. Mereka mau di-rapid (test) dan sudah mendaftarkan diri untuk divaksin," kata Iwan.
Hal sama juga dialami Saepudin. Pria ini memang tidak menunjukkan gejala khusus, hanya mengeluhkan sakit perut.
Saepudin juga masih berselera makan dan melakukan aktivitas mandiri, seperti shalat dan pergi ke kamar mandi.
Namun setelah itu, Saepudin mengalami sesak napas dan tidak bisa bicara.
"Tiga hari bapak tidak bisa bicara. Seperti sesak. Sakit memegang-pegang dada. Hari keempatnya meninggal," kata Kuswati, istri Saepudin, dilansir BBC Indonesia.
Setelah jenazahnya dites swab antigen, Saepudin positif Covid-19. Istrinya, Kuswati, dan dua anak yang tinggal serumah juga positif corona.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 3 September 2021
Anggota Gugus Tugas Penanggulangan Wabah Covid-19 setempat, Witarsa Watarman, mengatakan, pihaknya sempat meminta Saepudin untuk dites swab antigen.
Namun permintaan itu ditolak karena keluarga meyakini Saepudin hanya sakit biasa.
Witarsa mengatakan, situasi itu mengkhawatirkan karena berdampak pada lambannya penanganan, seperti yang terjadi pada Saepudin.
Sementara itu, berdasarkan data pada Jumat (3/9/2021) sebagaimana dilnsir Kompas.com, kasus Covid-19 di Jawa Barat mencapai 693.814. Sementara penderita yang sudah sembuh sebanyak 665.012 dan meninggal 13.670.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.