BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

5 Produk Ekraf Indonesia yang Berhasil Go International, Kamu Sudah Punya?

Kompas.com - 04/09/2021, 09:03 WIB
Alek Kurniawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Selain memiliki ragam keindahan destinasi wisata yang tersebar #DiIndonesiaAja, Tanah Air juga kaya akan produk ekonomi kreatif (ekraf). Bahkan, sektor ekraf Indonesia menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sektor ekraf menyumbang Rp 1.100 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2020.

Dari 17 subsektor ekraf, produk kuliner, fesyen, dan kriya menjadi penyumbang terbesar pada PDB Indonesia.

Baca juga: Sebelum Dibuka, Cari Tahu Ragam Aktivitas Menarik yang Bisa Dilakukan Saat Berkunjung ke 10 Destinasi Ini

Ekraf Indonesia masuk peringkat tiga besar dunia dari segi persentasenya terhadap PDB. Kita sekarang ada di posisi ke-3, setelah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan (Korsel) dengan K-Pop,” kata Sandiaga dalam laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rabu (20/8/2021).

Lebih membanggakannya lagi, terdapat beberapa produk ekraf Indonesia yang telah mendunia dan turut mengharumkan negeri. Sebut saja produk batik, angklung, kain tenun Sasak, kain ulos Batak, dan wayang kulit.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelima produk ekraf tersebut, kamu bisa mendapatkan informasinya di akun Instagram @pesonaid_travel atau simak pembahasan berikut dan cek apakah kamu sudah memilikinya.

1. Angklung dari Jawa Barat

Selain pakaian adat dan seni kriya lokal, Indonesia juga kaya akan alat musik tradisional. Angklung dari Jawa Barat menjadi salah satunya. Keindahan suara angklung tak hanya terdengar dari Nusantara saja, tetapi juga sampai ke seluruh penjuru dunia.

Hal itu pula yang menjadi alasan angklung dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2010.

Secara makna, angklung berasal dari bahasa Sunda, yakni angkleung-angkleung. Kata itu menggambarkan gerak tubuh para pemain angklung yang berayun seiring dengan iramanya.

Ada juga yang mengatakan bahwa angklung berasal dari bunyi “klung” yang keluar dari alat tersebut.

Batik IndonesiaDOK. SHUTTERSTOCK Batik Indonesia

2. Batik Indonesia

Batik Indonesia secara resmi diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya tak benda pada sidang UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Terdapat tiga faktor penting yang membuat batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya dunia. Pertama, ilmu membatik yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu, proses mencanting, mendesain, pilihan ragam motif, dan cara pewarnaan dinilai sebagai sebuah mahakarya.

Baca juga: 3 Manfaat Vaksinasi, Salah Satunya untuk Traveling #DiIndonesiaAja

Kedua, batik Indonesia digunakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, khususnya di Pulau Jawa. Banyak masyarakat mengenakan batik saat bekerja, bepergian, berkunjung ke rumah kerabat, dan sebagainya.

Ketiga, batik Indonesia dikelilingi oleh beragam simbol yang melekat dengan kebudayaan lokal. Selain itu, hampir setiap daerah di Indonesia juga memiliki motif batik yang beragam. Sebut saja batik Yogyakarta, batik Solo, batik Semarang, batik Betawi, dan batik Pekalongan.

Bila kamu ingin mengoleksi semua jenis batik tersebut, silakan membelinya secara online di Batik Harni, Batik Shio, Batik Sekar Tunjung, dan Loli Wear.

Kain tenun khas suku Sasak di LombokDOK. WONDERFULIMAGE.ID Kain tenun khas suku Sasak di Lombok

3. Kain tenun khas Sasak

Beragamnya jenis kain atau wastra nusantara menjadi bukti kekayaan dan kemajemukan budaya Indonesia. Selain batik, terdapat kain tenun yang juga mendunia khas suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Mengutip buku Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun (2010) karya Teguh Prayitno, kerajinan tenun merupakan warisan budaya secara turun-temurun. Sampai saat ini, kerajinan tenun masih dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk oleh suku Sasak di Lombok.

Baca juga: 5 Aktivitas Seru Ini Bisa Bikin Momen Hari Kemerdekaan di Rumah Jadi Lebih Bermakna

Desa Sade di Rembitan, Lombok, merupakan salah satu daerah tempat tinggal suku Sasak. Desa ini juga terkenal sebagai penghasil kerajinan tangan dan kain tenun terbaik.

Desa Sade memproduksi dua jenis kain tenun, yakni kain tenun ikat yang dikerjakan oleh kaum laki-laki dan tenun songket yang dikerjakan oleh kaum wanita.

Bila berkunjung ke sana, kamu bisa memiliki kesempatan untuk belajar cara menenun kain khas suku Sasak sekaligus membelinya.

Namun, karena pandemi Covid-19 belum mereda, kamu bisa membeli kain tenun Sasak secara online #DiRumahAja. Beberapa UMKM yang menjual di antaranya adalah Tenun Nan Elok dan Tenun eBoon di #BeliKreatifLokal.

Membuat kain ulos khas suku Batak.DOK. SHUTTERSTOCK/ZULFIKRI SASMA Membuat kain ulos khas suku Batak.

4. Kain ulos suku Batak

Bila berkunjung ke daerah Sumatera Utara, termasuk kawasan pariwisata Danau Toba, kamu akan melihat banyak masyarakat lokal yang mengenakan kain ulos. Ulos sendiri merupakan jenis kain tenun khas suku Batak.

Sama seperti batik, kain ulos Batak juga memiliki filosofi tersendiri dan erat dengan kebudayaan lokal.

Baca juga: Mengenal 5 Kuliner Nusantara yang Identik dengan Hari Kemerdekaan

Karena keistimewaan tersebut, ulos secara resmi ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia pada 17 Oktober 2014. Kemendikbud juga menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional.

Oleh sebab itu, tak jarang wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara #BeliKreatifLokal kain ulos saat berkunjung ke Danau Toba.

Saat ini, kain ulos juga bisa didapatkan secara online. Pasalnya, banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjualnya melalui platform digital. Bila tertarik, kamu bisa membeli kain ulos secara online di Songket Deli, Erny Johan Manik Ulos Songket, atau Soit Ulos.

Pementasan wayang kulitDOK. SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH Pementasan wayang kulit

5. Wayang kulit dari Jawa Tengah

Wayang kulit menjadi salah satu produk kriya asal Indonesia yang telah mendunia. Bahkan, pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi serta warisan budaya yang indah dan berharga atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003.

Berkat pengakuan tersebut, tak sedikit wisatawan mancanegara datang ke Indonesia secara langsung untuk belajar tentang dunia pewayangan. Wayang kulit juga sering dipentaskan di seluruh penjuru dunia.

Baca juga: Sebelum Destinasi Wisata Dibuka Kembali, Pahami Panduan Protokol Berwisata Berikut

Bila tertarik, kamu bisa menyaksikan pementasan wayang kulit secara online. Pasalnya, sejumlah dalang terkenal, seperti Ki Puguh Prasetya asal Gresik dan Ki Anang Sarwanto asal Karanganyar, sering mementaskan wayang kulit secara virtual.

Sebagai pengingat, jangan lupa untuk melakukan vaksinasi agar kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terbentuk dan mengakhiri pandemi.

Setelah divaksin, kamu juga wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) 6M yang terdiri dari mencuci tangan, memakai masker rangkap dua, menjaga jarak minimum satu meter, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, serta menghindari makan bersama.


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Viral, Video Semburan Lumpur Disertai Gas di Sebuah Kamar Kota Demak, Apa Penyebabnya?

Viral, Video Semburan Lumpur Disertai Gas di Sebuah Kamar Kota Demak, Apa Penyebabnya?

Tren
Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Tren
Ramai soal Ayah Tidak Nafkahi Anak Bisa Dipenjara 5 Tahun dan Didenda Rp 100 Juta, Ini Kata Pakar Hukum

Ramai soal Ayah Tidak Nafkahi Anak Bisa Dipenjara 5 Tahun dan Didenda Rp 100 Juta, Ini Kata Pakar Hukum

Tren
Kronologi WNI Meninggal di Kota Toyama Jepang Usai Jatuh Setinggi 12 Meter, Ini Kata Kemenlu

Kronologi WNI Meninggal di Kota Toyama Jepang Usai Jatuh Setinggi 12 Meter, Ini Kata Kemenlu

Tren
Ramai soal Muncul Lingkaran Biru di Citra Radar Pengamatan Cuaca Wilayah Sidoarjo, Apa Itu?

Ramai soal Muncul Lingkaran Biru di Citra Radar Pengamatan Cuaca Wilayah Sidoarjo, Apa Itu?

Tren
Daftar Harga Tiket Konser NCT 127 Neo City-The Unity Jakarta 2024

Daftar Harga Tiket Konser NCT 127 Neo City-The Unity Jakarta 2024

Tren
Daftar Lengkap 27 Negara Uni Eropa

Daftar Lengkap 27 Negara Uni Eropa

Tren
OJK Ungkap Daftar 173 Pinjol Ilegal per 1 Desember 2023, Cek Sekarang

OJK Ungkap Daftar 173 Pinjol Ilegal per 1 Desember 2023, Cek Sekarang

Tren
Kilas Balik Kasus E-KTP Setya Novanto, Kembali Disorot Usai Pernyataan Eks Ketua KPK

Kilas Balik Kasus E-KTP Setya Novanto, Kembali Disorot Usai Pernyataan Eks Ketua KPK

Tren
Kimia Farma Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1, Simak Cara Pendaftarannya

Kimia Farma Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1, Simak Cara Pendaftarannya

Tren
3 Cara Membuat Centang di Microsoft Word dengan Mudah dan Cepat

3 Cara Membuat Centang di Microsoft Word dengan Mudah dan Cepat

Tren
Resmi, UMK Jatim 2024 dari Tertinggi hingga Terendah

Resmi, UMK Jatim 2024 dari Tertinggi hingga Terendah

Tren
Ini Tarif Promo dan Jadwal Kereta Cepat Whoosh Desember 2023, Ada 48 Perjalanan

Ini Tarif Promo dan Jadwal Kereta Cepat Whoosh Desember 2023, Ada 48 Perjalanan

Tren
Dibuka 11 Desember 2023, Ini Syarat dan Gaji Anggota KPPS Pemilu 2024

Dibuka 11 Desember 2023, Ini Syarat dan Gaji Anggota KPPS Pemilu 2024

Tren
Uang Logam Rp 1.000 Kelapa Sawit dan Rp 500 Melati Tak Berlaku Mulai Hari Ini, Simak Cara Tukarnya!

Uang Logam Rp 1.000 Kelapa Sawit dan Rp 500 Melati Tak Berlaku Mulai Hari Ini, Simak Cara Tukarnya!

Tren
Komentar
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com