KOMPAS.com - Gejala-gejala long Covid-19 bisa dialami oleh penyintas Covid-19 baik orang tanpa gejala (OTG), bergejala ringan, sedang maupun berat.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Reisa Brotoasmoro mengatakan semua penderita Covid-19 berpotensi mengalami sindrom long Covid-19.
"Tidak tergantung tingkat keberatan atau kritis pada saa Covid-19 itu. Baik seseorang itu mengalami OTG, bergejala ringan, maupun sedang dan berat, semuanya berpotensi mengalaminya," kata Reisa dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (27/8/2021).
Namun demikian, kata Reisa, tidak semua penyintas terkena sindrom long Covid-19. Oleh karena itu, Reisa mengajak masyarakat untuk mengenali kondisi pasca-Covid-19.
Baca juga: Satgas: Penyintas Covid-19 Tanpa Gejala hingga Gejala Berat Berisiko Terkena Long Covid-19
Menuut Reisa, berdasarkan beberapa literatur penelitian, ada sekitar 200 gejala long Covid-19.
Beberapa di antaranya adalah kelelahan, batuk berkepanjangan, nyeri dada dan otot, sesak napas, serta disfungsi kognitif.
Menurutnya, orang yang sembuh dari Covid-19 tidak bisa langsung menikmati kondisi kesehatan prima. Setidakya butuh waktu 1 bulan hingga 3 bulan untuk bisa merasakan kondisi prima.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO menyatakan sekita seperempat penyintas di dunia mengalami gejala berlanjut selama setidaknya satu bulan. Sementara satu di antara 10 penyintas masih belum sehat penuh setelah 12 pekan," kata Reisa.
Sementara itu, melansir HHS via Kontan.co.id, ada beberapa gejala long Covid-19 yang umum terjadi, di antaranya:
- Kelelahan ekstrim
- Sesak napas Nyeri dada atau dasa sesak
- Masalah dengan memori dan konsentrasi (brain fog)
- Sulit tidur (insomnia)
- Palpitasi jantung atau jantung berdetak kencang
- Pusing Nyeri sendi
- Sensasi kesemutan