Dalam dekade pertama setelah pembentukannya pada tahun 1964, PLO berusaha menghancurkan Israel dan menggantinya dengan negara Palestina sepenuhnya.
Namun pada 1993, PLO menerima hak keberadaan Israel dengan imbalan Israel mengakuinya sebagai perwakilan sah Palestina. Itulah awal dari negosiasi perdamaian yang nyata antara kedua belah pihak.
PLO menjadi organisasi payung untuk berbagai faksi Palestina dan memperoleh peran sentral dalam memobilisasi Palestina di seluruh dunia dan memfokuskan dukungan internasional.
PLO mendirikan departemen untuk memberikan pendidikan, kesehatan, dan layanan bantuan lainnya untuk Palestina, dan membentuk pemerintahan semu dengan layanan keamanan, kantor informasi, dan kebijakan luar negerinya sendiri.
Baca juga: Melihat Dampak Serangan 11 Hari Israel di Gaza, Palestina
Pada Desember 1967, Shuqeiri mengundurkan diri sebagai ketua. Posisinya pun diserahkan pada Yahya Hamoudeh.
Setelahnya, Yasser Arafat menggantikannya pada 1969.
Pada tanggal 14 Oktober 1974, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui PLO sebagai satu-satunya wakil rakyat Palestina yang sah.
Dua minggu kemudian, pada 28 Oktober, hal serupa juga diakui di KTT Rabat Liga Arab sebagai satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina.
Pada 15 November 1988, PLO mendeklarasikan kemerdekaan Palestina dari basis mereka di Aljir. Bulan berikutnya, PLO juga mengakui keberadaan Israel di perbatasan pada 1967.
Pada 1993, Israel juga mengakui PLO sebagai perwakilan sah rakyat Palestina.
Baca juga: Perayaan di Gaza atas Genjatan Senjata Israel-Palestina
Sejak kematian Arafat pada 11 November 2004, PLO dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Mahmoud Abbas relatif moderat. Ia menentang kekerasan dan berperan dalam menurunkan intifada kedua
Abbas juga mengejar pengakuan internasional atas kenegaraan Palestina.
Palestina pun kini berstatus negara non-anggota di PBB dan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional pada 1 April 2015.
Pada pertengahan April 2021 lalu, konflik Palestina dan Israel kembali memanas.
Setelah perang 11 hari, setidaknya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dalam pengeboman Israel. Sementara, 12 warga Israel, termasuk dua anak, tewas
Namun pada 21 Mei 2021, keduanya memutuskan untuk menghentikan konflik dan sepakat untuk genjatan senjadata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.