Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Go Tik Swan, Pelopor Batik Indonesia yang Dijadikan Google Doodle Hari ini

Kompas.com - 11/05/2021, 08:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Nah, karena tidak ingin mengecewakan sang presiden, Go Tik Swan langsung menyanggupi permintaan itu.

Setelah lama mencari inspirasi, akhirnya Go Tik Swan menggabungkan berbagai karkater dari batik Solo, Jogja dan Pesisiran menjadi satu hingga terciptalah batik Indonesia.

Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas

Ciptakan 200 motif batik

Semasa hidupnya, Go Tik Swan menciptakan sekitar 200 motif batik Indonesia, sehingga pemerintah memberikan penghargaan sebagai putra terbaik atas jasa-jasanya dengan tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.

Diberitakan Antara, 10 November 2011, ahli waris Go Tik Swan Siti Supiah Agreni menjelaskan, 200 motif batik tersebut dihasilkan Go Tik Swan sejak 1950-2008.

Bahkan, hasil karya batik Go Tik Swan yang luar biasa tersebut banyak mendapat pesanan dari kalangan pejabat negara seperti Presiden RI pertama Soekarno dan Megawati Soekarno Putri.

Di antara batik ciptaannya antara lain bermotif radyo kusumo, kuntul nglayang, kutila peksawani, dan parang anggrek.

Batik yang diciptakan Go Tik Swan merupakan perpaduan multi warna antara batik Solo dominasi hitam dan cokelat dengan daerah pesisir yang memiliki warna cerah.

Baca juga: Profil Presiden Kelima RI: Megawati Soekarnoputri

Turun temurun

Menurut Siti, keluarga Go Tik Swan tersebut sudah turun-temurun mengusahakan batik. Awal diciptakan motif batik Indonesia, ketika itu atas saran Presiden Soekarno.

Sehingga, Go Tik Swan tergugah untuk mendalam segala sesuatu tentang batik di Solo, termasuk sejarah dan falsafahnya.

Go Tik Swan yang memiliki hubungan akrab dengan keluarga Keraton Solo memungkinkan belajar langsung dengan ibunda Susuhunan Paku Buwono XII yang memiliki pola pola batik pusaka.

Pola batik langka yang dulunya tidak dikenal umum maupun pola tradisional lainnya yang digalinya. Go Tik Swan berhasil mengembangkan tanpa menghilangkan ciri dan maknanya yang hakiki.

Pola yang dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya cokelat, biru, dan putih kekuningan seperti lazimnya dijumpai pada batik Solo dan Yogyakarta.

Baca juga: Selain Belanja, Kamu Juga Bisa Belajar Membatik di Kampung Batik Laweyan

Pemerhati keris

Bukan hanya maestro batik, Go Tik Swan juga dikenal sebagai seorang budayawan dan sastrawan Indonesia di Surakarta.

Semasa kecilnya bersekolah di "Neutrale Europesche Lagere School" di Solo bersama keluarga keraton, keturunan ningrat, anak-anak pembesar Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com