Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Hari Ini, 158 Juta Orang Terinfeksi Virus Corona di Dunia

Kompas.com - 10/05/2021, 09:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Grafik kasus infeksi virus corona di dunia masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin (10/5/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 158.953.101 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 3.306.229 orang meninggal dunia, dan 136.479.900 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca juga: Update Corona Global: Covid-19 India Menyebar ke Pelosok | Jepang Perpanjang Masa Darurat

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 33.476.781 kasus, 595.812 orang meninggal dunia, dan 26.439.649 orang pulih
  2. India: 22.662.410 kasus, 246.146 orang meninggal dunia, dan 18.665.266 orang pulih
  3. Brasil: 15.184.790 kasus, 422.418 orang meninggal dunia, dan 13.714.135 orang pulih
  4. Perancis: 5.777.087 kasus, 106.392 orang meninggal dunia, dan 4.874.224 orang pulih
  5. Turki: 5.031.332 kasus, 43.029 orang meninggal dunia, dan 4.716.918 orang pulih
  6. Rusia: 4.880.262 kasus, 113.326 orang meninggal dunia, dan 4.496.132 orang pulih
  7. Inggris: 4.434.860 kasus, 127.605 orang meninggal dunia, dan 4.248.211 orang pulih
  8. Italia: 4.111.210 kasus, 122.833 orang meninggal dunia, dan 3.604.523 orang pulih
  9. Spanyol: 3.567.408 kasus, 78.792 orang meninggal dunia, dan 3.248.010 orang pulih
  10. Jerman: 3.527.540 kasus, 85.371 orang meninggal dunia, dan 3.159.200 orang pulih

Cakupan vaksinasi

Program vaksinasi Covid-19 di berbagai negara telah dimulai, dengan masing-masing negara mencatatkan persentase cakupan vaksinasi yang berbeda-beda.

Israel menjadi negara terdepan dalam hal vaksinasi, dengan capaian 58,6 persen populasi telah menerima dua kali suntikan vaksin.

Disusul oleh Chile 37 persen, Amerika Serikat 33,7 persen, Bahrain 33,5 persen, kemudian Hungaria 25,8 persen.

Berikut capaian vaksinasi tiap-tiap negara, berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data hingga 8 Mei 2021:

Perkembangan pandemi

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara:

Afrika Selatan

Melansir The Guardian, Minggu (9/5/2021), Afrika Selatan mengumumkan temuan pertama kasus Covid-19 dari varian virus corona B.1.617.2, yang pertama terdeteksi di India.

Melalui akun Twitter resmi, Departemen Kesehatan Afrika Selatan mengumumkan adanya temuan 4 kasus yang terkait dengan varian tersebut.

Selain itu, ditemukan pula 11 kasus yang terkait varian virus corona B.1.1.7, pertama kali terdeteksi di Inggris.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Italia

Italia mencatat jumlah korban meninggal akibat Covid-19 terbanyak di EropaALBERTO PIZZOLI Italia mencatat jumlah korban meninggal akibat Covid-19 terbanyak di Eropa
Italia berencana mencabut kewajiban karantina bagi pelancong yang datang dari negara-negara Eropa, termasuk Inggris dan Israel.

Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio, Sabtu (8/5/2021) mengatakan, ketentuan baru tersebut akan mulai berlaku paling cepat pertengahan Mei.

Dia menambahkan, tujuan pemberlakuan aturan baru tersebut adalah untuk menghidupkan kembali industri pariwisata.

Di Maio mengatakan, keputusan itu diambil setelah pertemuan dengan Menteri Kesehatan Roberto Speranza, membahas pelonggaran syarat kunjungan bagi negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi.

Ia menyebutkan, kewajiban karantina untuk pelancong dari Amerika Serikat kemungkinan juga akan dicabut mulai Juni.

Sebelumnya, pelancong yang memasuki Italia dari negara-negara Eropa lainnya dan Israel wajib menjalani lima hari karantina dan tes deteksi Covid-19 sebelum kedatangan dan di akhir masa isolasi mereka.

Untuk wisatawan yang datang dari Amerika Serikat, masa karantina yang diperlukan adalah 10 hari.

India

Melansir CNA, Minggu (9/5/2021), India akan merekrut ratusan mantan petugas medis militer untuk mendukung sistem perawatan kesehatannya yang kewalahan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Pertahanan India, Minggu (9/5/2021) dalam sebuah pernyataan resmi, 

Kemenhan menyebutkan, sekitar 400 petugas medis diperkirakan akan menjalani kontrak selama maksimal 11 bulan.

India menerima pukulan telak gelombang kedua Covid-19 yang melanda negara itu, dan menyebabkan lonjakan kasus baru serta korban meninggal dunia.

Sistem kesehatan India mengalami kewalahan. Negara itu mengalami kekurangan oksigen, tempat tidur rumah sakit, kamar mayat, serta fasilitas pemakaman/krematorium.

Meski situasi sudah sangat parah, para ahli mengatakan jumlah sebenarnya untuk kasus Covid-19 dan kematian di India bisa jadi jauh lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com