Hal itu membuat jatuhnya ke permukaan Bumi dapat berjalan dengan aman, terprediksi, dan di area yang tidak berpenghuni.
Sementara, apa yang dilakukan China dalam peluncuran Long March 5B ini tidak demikian. Tahap inti berhasil mencapai orbit bersama modul yang dibawa.
"Fakta bahwa China membiarkan tahap inti masuk ke orbit mencerminkan kurangnya perhatian," kata McDowell.
Melansir Space News, Jumat (7/5/2021), profesor hukum dan kebijakan antariksa di Northumbria University, Christopher Newman, mengatakan, berdasarkan Pasal VII Perjanjian Luar Angkasa, negara bertanggung jawab secara mutlak atas kerusakan yang diakibatkan benda luar angkasa terhadap Bumi atau pesawat terbang yang tengah mengudara.
Mengutip CNBC, Sabtu (8/5/2021), Jumat (7/5/2021), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, terbakarnya roket tingkat atas saat kembali memasuki atmosfer adalah hal yang biasa terjadi di seluruh dunia.
Ia juga menyebut bagian roket tersebut sudah dinonaktifkan, sehingga sebagian besarnya akan terbakar saat masuk di lapisan atmosfer yang berarti akan meminimalisasi kemungkinan kerusakan yang terjadi di permukaan Bumi.
"China memantau masuknya kembali tahap atas roket ini ke atmosfer. Setahu saya, tahap atas roket telah dinonaktifkan yang berarti sebagian besar bagiannya akan terbakar saat masuk kembali (ke atmosfer Bumi)," kata Wang.
"Sehingga kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah. Otoritas yang kompeten akan merilis informasi yang relevan pada waktu yang tepat," lanjut dia.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengatakan, pihaknya tidak berencana menembak jatuh roket China yang satu ini dan berharap roket itu akan mendarat di tempat yang tidak merugikan siapa pun.
Meski demikian, ia menyebutkan pentingnya persyaratan, kebijaksanaan, dan pertimbangan yang mendalam saat melakukan operasi luara angkasa agar semua berjalan dengan aman.
Tahun lalu, roket milik China seberat 18 ton juga jatuh ke Bumi, tepatnya di Samudera Atlantik, setelah melalui Central Park Kota New York dan Los Angeles.
Sementara, berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Kamis (6/5/2021), disebutkan bahwa Pentagon tengah memantau jalur lintasan roket milik China dan menyebut adanya risiko jatuh di tempat berpenghuni.
Baca juga: Pentagon Waspadai Jatuhnya Roket China di Wilayah Berpenghuni
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.