Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan dan di Mana Roket China Akan Jatuh ke Bumi? Ini Prediksi Terbarunya

Kompas.com - 09/05/2021, 11:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Hal itu membuat jatuhnya ke permukaan Bumi dapat berjalan dengan aman, terprediksi, dan di area yang tidak berpenghuni.

Sementara, apa yang dilakukan China dalam peluncuran Long March 5B ini tidak demikian. Tahap inti berhasil mencapai orbit bersama modul yang dibawa.

"Fakta bahwa China membiarkan tahap inti masuk ke orbit mencerminkan kurangnya perhatian," kata McDowell.

Melansir Space News, Jumat (7/5/2021), profesor hukum dan kebijakan antariksa di Northumbria University, Christopher Newman, mengatakan, berdasarkan Pasal VII Perjanjian Luar Angkasa, negara bertanggung jawab secara mutlak atas kerusakan yang diakibatkan benda luar angkasa terhadap Bumi atau pesawat terbang yang tengah mengudara.

Tanggapan China

Mengutip CNBC, Sabtu (8/5/2021), Jumat (7/5/2021), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, terbakarnya roket tingkat atas saat kembali memasuki atmosfer adalah hal yang biasa terjadi di seluruh dunia.

Ia juga menyebut bagian roket tersebut sudah dinonaktifkan, sehingga sebagian besarnya akan terbakar saat masuk di lapisan atmosfer yang berarti akan meminimalisasi kemungkinan kerusakan yang terjadi di permukaan Bumi.

"China memantau masuknya kembali tahap atas roket ini ke atmosfer. Setahu saya, tahap atas roket telah dinonaktifkan yang berarti sebagian besar bagiannya akan terbakar saat masuk kembali (ke atmosfer Bumi)," kata Wang.

"Sehingga kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah. Otoritas yang kompeten akan merilis informasi yang relevan pada waktu yang tepat," lanjut dia.

Apa kata Amerika Serikat?

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengatakan, pihaknya tidak berencana menembak jatuh roket China yang satu ini dan berharap roket itu akan mendarat di tempat yang tidak merugikan siapa pun.

Meski demikian, ia menyebutkan pentingnya persyaratan, kebijaksanaan, dan pertimbangan yang mendalam saat melakukan operasi luara angkasa agar semua berjalan dengan aman.

Tahun lalu, roket milik China seberat 18 ton juga jatuh ke Bumi, tepatnya di Samudera Atlantik, setelah melalui Central Park Kota New York dan Los Angeles.

Sementara, berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Kamis (6/5/2021), disebutkan bahwa Pentagon tengah memantau jalur lintasan roket milik China dan menyebut adanya risiko jatuh di tempat berpenghuni.

Baca juga: Pentagon Waspadai Jatuhnya Roket China di Wilayah Berpenghuni

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com