Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan dan di Mana Roket China Akan Jatuh ke Bumi? Ini Prediksi Terbarunya

Para ahli masih terus membuat perhitungan atau perkiraan di mana dan kapan persisnya puing-puing roket berukuran panjang 98 kaki (29,8 meter), lebar 16,5 kaki (5 meter), dan berat 21 metrik ton itu akan sampai di permukaan Bumi.

Keadaan roket yang masuk kembali ke atmosfer Bumi secara tidak terkendali membuat para ahli khawatir akan adanya dampak kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan.

Misalnya, jika puing-puing roket ini jatuh di kawasan pemukiman, atau wilayah yang terdapat kegiatan manusia.

Prediksi terbaru kapan dan di mana roket akan jatuh

Prediksi terbaru dari perusahaan riset yang didanai The Aerospace Corporation menyebutkan,  roket ini akan jatuh pada Minggu (9/5/2021) pukul 03.02 UTC ± 2 jam. Jika dikonversikan dalam WIB, maka sekitar pukul 10.02 WIB ± 2 jam.

Titik prediksi jatuh dari roket ini memang masih sangat luas karena bukan urusan sederhana untuk menebak dengan tepat di mana roket ini akan kembali masuk ke atmosfer Bumi.

Perlu perhitungan yang rinci dan waktu yang tepat. Jika melenceng sedikit saja, maka titik jatuh yang ditentukan bisa bergeser hingga puluhan ribu kilometer.

Meski demikian, yang pasti diketahui adalah roket China ini akan segera tiba di permukaan Bumi.

Kabar baiknya, 70 persen lebih wilayah Bumi merupakan perairan atau lautan sehingga potensi untuk roket jatuh di tempat yang tidak merugikan manusia masih cukup besar.

Astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Jonathan McDowell, menjelaskan, sebagian besar bagian roket akan terbakar selama di perjalanan menuju Bumi, meski tidak menutup kemungkinan ada juga yang masih tersisa, misalnya karena ukurannya yang begitu besar.

Yang biasanya masih bertahan adalah komponen kecil yang terbuat dari logam karena dapat mentolerir panas yang ekstrem saat bergesekan dengan atmosfer.

Sebelumnya, roket tersebut sebelumnya telah berhasil menyelesaikan tugasnya membawa modul untuk stasiun masa depan China ke orbit Tianhe.

Namun, Jonathan McDowell menyebut China cukup ceroboh dalam mengoperasikan roket ini.

Biasanya, negara-negara peluncur roket akan membuang tahap roket pertama sebelum terbang terlalu tinggi atau cepat atau sebelum mencapai orbit.

Hal itu membuat jatuhnya ke permukaan Bumi dapat berjalan dengan aman, terprediksi, dan di area yang tidak berpenghuni.

Sementara, apa yang dilakukan China dalam peluncuran Long March 5B ini tidak demikian. Tahap inti berhasil mencapai orbit bersama modul yang dibawa.

"Fakta bahwa China membiarkan tahap inti masuk ke orbit mencerminkan kurangnya perhatian," kata McDowell.

Melansir Space News, Jumat (7/5/2021), profesor hukum dan kebijakan antariksa di Northumbria University, Christopher Newman, mengatakan, berdasarkan Pasal VII Perjanjian Luar Angkasa, negara bertanggung jawab secara mutlak atas kerusakan yang diakibatkan benda luar angkasa terhadap Bumi atau pesawat terbang yang tengah mengudara.

Tanggapan China

Mengutip CNBC, Sabtu (8/5/2021), Jumat (7/5/2021), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, terbakarnya roket tingkat atas saat kembali memasuki atmosfer adalah hal yang biasa terjadi di seluruh dunia.

Ia juga menyebut bagian roket tersebut sudah dinonaktifkan, sehingga sebagian besarnya akan terbakar saat masuk di lapisan atmosfer yang berarti akan meminimalisasi kemungkinan kerusakan yang terjadi di permukaan Bumi.

"China memantau masuknya kembali tahap atas roket ini ke atmosfer. Setahu saya, tahap atas roket telah dinonaktifkan yang berarti sebagian besar bagiannya akan terbakar saat masuk kembali (ke atmosfer Bumi)," kata Wang.

"Sehingga kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah. Otoritas yang kompeten akan merilis informasi yang relevan pada waktu yang tepat," lanjut dia.

Apa kata Amerika Serikat?

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengatakan, pihaknya tidak berencana menembak jatuh roket China yang satu ini dan berharap roket itu akan mendarat di tempat yang tidak merugikan siapa pun.

Meski demikian, ia menyebutkan pentingnya persyaratan, kebijaksanaan, dan pertimbangan yang mendalam saat melakukan operasi luara angkasa agar semua berjalan dengan aman.

Tahun lalu, roket milik China seberat 18 ton juga jatuh ke Bumi, tepatnya di Samudera Atlantik, setelah melalui Central Park Kota New York dan Los Angeles.

Sementara, berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Kamis (6/5/2021), disebutkan bahwa Pentagon tengah memantau jalur lintasan roket milik China dan menyebut adanya risiko jatuh di tempat berpenghuni.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/09/112206565/kapan-dan-di-mana-roket-china-akan-jatuh-ke-bumi-ini-prediksi-terbarunya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke