Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kasus Sate Beracun di Bantul: Sakit Hati Tak Jadi Dinikahi

Kompas.com - 04/05/2021, 08:13 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelaku kasus sate beracun yang menewaskan anak pengemudi ojek online, akhirnya terungkap.

Korban berinisial NF (10), warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta meninggal karena menyantap sate yang dibawa oleh ayahnya, Bandiman.

Budiman mendapat sate itu dari NA (25) perempuan warga Majalengka.

Baca juga: Mengenal Kalium Sianida dalam Sate Beracun, Penyebab Tewasnya Anak Pengemudi Ojol di Bantul

Lantas, bagaimana kronologi dan fakta kejadiannya?

Order offline

Dari pemberitaan Kompas.com, Minggu (2/5/2021), kejadian ini bermula saat Bandiman mendapat order offline atau permintaan pengiriman barang offline tanpa aplikasi.

Pada Minggu (24/4/2021) lalu, Bandiman sedang beristirahat di sebuah masjid di jalan Gayam, Kota Yogyakarta. Kemudian, dia mendapat order offline.

Sebenarnya, hal itu dilarang oleh perusahaan aplikasi ojek. Tetapi, karena orderan di aplikasi sedang sepi, Bandiman menerima order itu.

"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," kata Bandiman. 

Order itu berasal dari seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Nani Apriliani Nurjaman, yang berlokasi di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.

Order offline itu berupa takjil sate lontong yang ditujukan kepada Tomy warga Kasihan, Bantul.

Saat itu disepakati tarif pengirimannya Rp 25.000, tetapi NA membayar Rp 30.000.

Bandiman diminta untuk berkata bahwa makanan itu dari Pak Hamid di Pakualaman untuk Tomy. 

Baca juga: Santap Sate Ayam Kiriman Perempuan Tak Dikenal, Anak Driver Ojol Meninggal, Istri Dirawat

Paket ditolak

Menggunakan sepeda motornya, Bandiman pun mengantarkan sate ke alamat Tomy.

Namun, sesampainya di sana, ia mendapati rumah itu Tomy sepi. Bandiman pun menelepon Tomy untuk mengabarkan bahwa ia menerima paket takjil.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Senin (3/5/2021), Tomy menolak paket takjil karena tidak mengenal nama pengirimnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com