"Pak Tomi bilang 'Saya tidak merasa punya teman yang namanya Hamid (asal) Pakualaman'. Apalagi sahabat apa saudara tidak punya, lalu saya telepon ibunya (istri Tomy) dan ternyata juga tidak kenal," ucap Bandiman.
Belakangan diketahui, Tomy merupakan seorang anggota polisi yang bertugas di Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.
Ia berpangkat Aiptu dan saat ini sudah menjadi penyidik senior di instansinya tersebut.
Sate tersebut kemudian diberikan kepada Bandiman. Ia pun membawanya pulang untuk makanan buka puasa.
Melansir Kompas.com, Minggu (2/5/2021), sesampainya di rumah, sate itu dimakan oleh istri dan anaknya, NF.
"Anak saya bilangnya pahit, panas dan lari ke kulkas minum," ujar Bandiman.
Ketika berjalan, NF, anak Bandiman mendadak tersungkur. Tidak lama setelah itu, Titik Rini, istri Bandiman, muntah.
Keduanya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
Istrinya berhasil diselamatkan. Namun, sang anak tidak tertolong. Ia tewas karena sate tersebut.
Titik yang kini masih dalam perawatan di rumah sakit mengatakan, dari tampilannya tidak ada yang mencurigakan dari lontong itu.
Baca juga: Bumbu Sate yang Tewaskan Anak Pengemudi Ojol di Bantul Dipastikan Mengandung Racun
Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY mengungkap ada kandungan potasium sianida dalam paket takjil itu.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyantiningtyas, mengatakan potasium sianida merupakan jenis racun yang bisa dibeli secara bebas.
Zat ini biasanya terkandung dalam racun tikus.
Jika masuk ke dalam tubuh, racun itu akan mencegah sel menggunakan oksigen. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh akan mati.
“Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas,” kata Lipur, mengutip Kompas.com, Minggu.