KOMPAS.com - Pelaku kasus sate beracun yang menewaskan anak pengemudi ojek online, akhirnya terungkap.
Korban berinisial NF (10), warga Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta meninggal karena menyantap sate yang dibawa oleh ayahnya, Bandiman.
Budiman mendapat sate itu dari NA (25) perempuan warga Majalengka.
Baca juga: Mengenal Kalium Sianida dalam Sate Beracun, Penyebab Tewasnya Anak Pengemudi Ojol di Bantul
Lantas, bagaimana kronologi dan fakta kejadiannya?
Dari pemberitaan Kompas.com, Minggu (2/5/2021), kejadian ini bermula saat Bandiman mendapat order offline atau permintaan pengiriman barang offline tanpa aplikasi.
Pada Minggu (24/4/2021) lalu, Bandiman sedang beristirahat di sebuah masjid di jalan Gayam, Kota Yogyakarta. Kemudian, dia mendapat order offline.
Sebenarnya, hal itu dilarang oleh perusahaan aplikasi ojek. Tetapi, karena orderan di aplikasi sedang sepi, Bandiman menerima order itu.
"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," kata Bandiman.
Order itu berasal dari seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Nani Apriliani Nurjaman, yang berlokasi di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.
Order offline itu berupa takjil sate lontong yang ditujukan kepada Tomy warga Kasihan, Bantul.
Saat itu disepakati tarif pengirimannya Rp 25.000, tetapi NA membayar Rp 30.000.
Bandiman diminta untuk berkata bahwa makanan itu dari Pak Hamid di Pakualaman untuk Tomy.
Baca juga: Santap Sate Ayam Kiriman Perempuan Tak Dikenal, Anak Driver Ojol Meninggal, Istri Dirawat
Menggunakan sepeda motornya, Bandiman pun mengantarkan sate ke alamat Tomy.
Namun, sesampainya di sana, ia mendapati rumah itu Tomy sepi. Bandiman pun menelepon Tomy untuk mengabarkan bahwa ia menerima paket takjil.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Senin (3/5/2021), Tomy menolak paket takjil karena tidak mengenal nama pengirimnya.