Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Sering Denim Harus Dicuci? Berikut Adalah Saran dari Pakar

Kompas.com - 01/04/2021, 17:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Seberapa sering jaket dan celana berbahan denim harus dicuci? Tak seperti pakaian biasa, busana berbahan denim justru tak perlu terlalu sering dicuci.

Karena menurut para pakar, pencucian yang terlalu sering justru akan merusak serat denim juga melunturkan warna aslinya.

Namun pencucian yang tak terlalu sering ini kontra dengan pola hidup sehat.

Bagaimana jika ada banyak kuman menempel pada celana atau bahan denim? Lantas bagaimana mengusir kuman dan bakteri yang menempel?

Pakaian berbahan denim, memang sedikit membingungkan dalam hal perawatan. Meski bahan denim sendiri memiliki serat terkuat dibanding jenis kain lainnya, sehingga lebih awet meski tanpa perawatan khusus.

Bahan denim bisa bertahan bertahun-tahun. Kemungkinan terburuk hanya soal memudarnya warna.

Meskipun bagi beberapa orang, pudarnya warna dari denim adalah proses yang patut disyukuri. Jeans yang memiliki warna pudar, dinilai lebih istimewa dibanding jeans yang masih memiliki warna terang. 

Baca juga: Hemat Fesyen dengan Daur Ulang Denim Lama

Berbagai pro kontra merawat denim

Tak seperti pakaian lain yang harus dicuci begitu habis dikenakan, pakaian berbahan denim justru tak perlu terlalu sering bersentuhan dengan air deterjen.

Selain agar serat tak gampang rusak, juga untuk menghemat air demi menjaga lingkungan. Mengingat, serat denim sangat tebal, sehingga membutuhkan lebih banyak air dibanding jenis pakaian lain. 

Ilustrasi merawat denimPixabay/PDPics Ilustrasi merawat denim

Beberapa orang pun menempuh cara masing-masing dalam usaha untuk membersihkan denimnya. 

Ada yang meletakkannya di dalam freezer, dengan tujuan mematikan virus dan bakteri di suhu yang sangat dingin. 

Caranya adalah, memasukkan celana jeans ke dalam plastik kedap, kemudian menyimpannya di dalam freezer semalaman. Harapannya, suhu dingin akan membunuh bakteri sehingga menghilangkan bau apek.

Meski banyak yang mempraktikkan, namun cara ini dianggap kurang efektif. Dalam laman tipsandtricks, dipaparkan bahwa dengan metode pembekuan ini kuman tak bisa mati sempurna. Kuman hanya menjadi pasif dan berhenti berkembang biak.

Beberapa orang justru memilih untuk mengangin-anginkan celana jeans mereka di bawah sinar matahari demi menghilangkan bakteri juga bau tak enak.

Baca juga: Ini Asal Mula Mengapa Denim Kebanyakan Berwarna Biru

Cara benar merawat denim

Dalam laman Usa Today, Robert McMillan, pendiri Dearborn Denim, mengatakan bahwa celana jeans aman dikenakan selama apapun tanpa dicuci, selama belum berbau tak enak atau membuat gatal.

Dengan tak mencuci jeans terlalu sering, Anda bisa memperpanjang umur pakai jeans sekaligus menjaga lingkungan.

Mencuci jeans sebaiknya dilakukan menggunakan air dingin, dan jangan dicampur dengan pakaian lain.

Gunakan putaran mesin cuci paling ringan agar serat denim tidak rusak. Putaran mesin cuci yang tinggi bisa merusak serat dan memudarkan warna denim.  

Mengeringkan bahan denimUnsplash/Jason Leung Mengeringkan bahan denim

Kathleen Talbot, wakil presiden dari brand Reformation, mengatakan bahwa selepas mencuci dan mengeringkan jeans, sebaiknya sempurnakan proses pengeringan dengan menjemurnya di lokasi out door.

Mengeringkan denim di mesin pengering dalam jangka waktu lama bisa merusak serat dari denim itu sendiri.

Baca juga: Tips Mengecilkan Celana Jeans yang Kebesaran

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com