Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GeNose Jangan Dulu Jadi Syarat Perjalanan, Ini Alasan Epidemiolog

Kompas.com - 30/03/2021, 17:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

"Tes itu dimana-mana adalah alat penunjang, bukan alat langsung diagnosis," kata Dicky.

Baca juga: Tes GeNose Kini Bisa Dipesan via Aplikasi KAI Access, Begini Caranya

PCR tetap utama

Untuk mendiagnosis virus, Dicky menjelaskan perlu dilakukan anamnesa atau pemeriksaan lebih lanjut.

Seperti halnya wawancara baik langsung pada pasien atau sumber lain untuk menegakkan diagnosa.

"Yang jelas sejauh ini merekomendasi baru dua, yaitu PCR sebagai gold standard dan rapid tes antigen," tuturnya.

Teknologi polymerase chain reaction (PCR) ini menggunakan sampel lendir yang diambil dari hidung atau tenggorokan, bertujuan mencari materi genetik dari virus corona.

Materi virus dapat dideteksi ketika seseorang terinfeksi secara aktif.

Pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga lebih dari satu hari untuk menunjukkan hasil.

Sehingga, menurut Dicky pertimbangan penggunaan alat tes bukan semata karena mudah, murah dan menonjolkan produksi dalam negeri.

"Tentu kemudahan dan kemurahan tentu menjadi faktor. Sehingga kenapa lebih cenderung rapid tes antigen memilihnya," imbuh dia.

Baca juga: 4 Bandara yang Sediakan GeNose Per 1 April dan Cara Pesannya

Dipakai di fasilitas kesehatan dulu

Dicky menyarankan agar penggunaan GeNose di kondisi saat ini lebih baik digunakan di fasilitas kesehatan terlebih dahulu.

Jangan langsung digunakan sebagai syarat izin berpergian.

"Sekali lagi kalau bicara konteks GeNose, betul dia potensi iya. Tapi dalam konteks saat ini, saya merekomendasikan melakukan dalam setting fasilitas kesehatan saja dulu," terang Dicky.

Ia mempertimbangkan situasi pandemi global dan nasional yang saat ini belum terkendali.

"Bahkan dalam konteks Indonesia masih jauh. Sehingga potensi orang membawa virus itu jauh lebih besar dari yang terdeteksi selama ini," ujar Dicky.

Mengingat juga, adanya strain baru dari virus corona yang terus bermunculan, maka penting untuk memperkuat kuantitas dan kualitas 3T.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com