KOMPAS.com - Direktur Vaksin Imunisasi dan Biologi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Kate O'Brien memaparkan apa yang terjadi jika seseorang telah divaksin dan terinfeksi Covid-19.
Ia menjelaskan bahwa orang yang terinfeksi setelah vaksinasi, maka vaksin akan tetap berfungsi sebagai pendorong antibodi.
Hal itu disampaikannya pada Rabu (20/1/2021), melalui akun Twitter @WHO.
If you have already had #COVID19 do you still need both doses of the vaccine? Do these vaccines protect you against infection? Do they protect us against variants? #ScienceIn5 ?? pic.twitter.com/tottBqM7RT
— World Health Organization (WHO) (@WHO) March 28, 2021
"Kami tentu telah melihat bukti bahwa satu dosis vaksin, terutama pada orang yang pernah menderita penyakit Covid-19, memberikan respons antibodi yang sangat kuat. Dan itu berita bagus," kata Kate.
Berikut penjelasan selengkapnya dari WHO.
Baca juga: Vaksin Astra Zeneca di Sulut Ditunda, Bagaimana Daerah Lainnya?
Pada kasus orang yang terinfeksi Covid-19 setelah mendapatkan vaksin, maka vaksin dapat membantu meningkatkan kekebalan.
"Ini menunjukkan bahwa vaksin meningkatkan kekebalan yang telah berkembang sebagai akibat dari penyakit yang mereka derita," ujar Kate.
Adapun yang menjadi catatan, data yang dimiliki WHO masih sangat awal. Hanya ada satu sampai dua studi saja.
WHO juga belum memiliki data setiap vaksin yang digunakan di seluruh dunia.
Beberapa negara juga sudah berusaha mengembangkan vaksinnya masing-masing.
Maka, langkah paling aman yang dapat dilakukan sambil menjalankan vaksinasi adalah mengenakan masker untuk mengurangi risiko penularan.
Baca juga: Umur Berapa Tahu Kidal Singkatan Kiri dari Lahir? Ini Penjelasan Sebenarnya Menurut Ahli Bahasa
Kate memastikan bahwa vaksin tetap efektif untuk melawan penyakit akibat varian baru.
"Mereka (vaksin) mungkin tidak seefektif dibandingkan dengan non varian, tetapi mereka tetap memiliki efektivitas yang substansial misalnya untuk penyakit," kata dia.
Kata mengatakan, WHO belum memiliki bukti apakah vaksin akan sepenuhnya melindungi atau sama protektifnya terhadap varian yang sekarang ada di berbagai negara.
"Kami tidak memiliki bukti untuk masing-masing vaksin, untuk setiap varian, atau untuk varian yang akan muncul di masa mendatang tentang sejauh mana vaksin tersebut melindungi Anda dari infeksi," terang Kate.
WHO juga belum bisa memastikan durasi perlindungan yang diberikan vaksin.
Namun, Kate yakin vaksin akan memberikan perlindungan optimal terhadap varian-varian virus corona.
"Kami tetap merekomendasikan agar Anda melanjutkan dan mendapatkan kedua dosis vaksin," tuturnya.
Baca juga: Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Apa Penyebab dan Dampaknya pada Pasokan BBM?
Lebih lanjut, Kate menyampaikan bahwa vaksin yang saat ini beredar sekarang, benar-benar efektif melawan penyakit terutama mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.
"Mereka sangat efektif melindungi kita dari penyakit parah dan perawatan di rumah sakit," kata Kate.
Dari bukti awal yang WHO miliki, tampaknya vaksin tidak hanya melindungi dari gejala yang mengembangkan penyakit, tetapi juga mencegah infeksi di saluran pernapasan bagian atas.
Hal ini juga berpengaruh pada berapa lama seseorang terinfeksi. Sehingga menurunkan risiko terkena long covid.
"Dan itu juga terlihat, pada data yang sangat awal, bahwa ketika Anda terinfeksi di saluran pernapasan, Anda mungkin memiliki lebih sedikit virus di saluran pernapasan Anda dibandingkan jika Anda tidak divaksinasi," jelas Kate.
Baca juga: LTMPT Akan Tambah Kapasitas Kursi Pusat UTBK yang Kurang
Setelah mendapat vaksin, semua orang tetap perlu menjalankan protokol kesehatan untuk mengurangi penularan.
"Karena kami berada dalam fase awal penggunaan vaksin ini, orang perlu terus memakai masker dan melanjutkan intervensi lain yang menjaga kami tetap aman dan mengurangi penularan," terang Kate.
Ia juga menjelaskan bahwa WHO belum memiliki data dan bukti, vaksin mana yang paling manjur untuk varian tertentu.
Perlu diketahui bahwa munculnya varian baru dalam sebuah virus adalah hal yang normal dan sudah diprediksi para ahli sebelumnya.
Maka, produsen vaksin pun berusaha mempelajari lebih lanjut dan mencoba membuat vaksin sebaik mungkin melawan berbagai varian.
Meski vaksin bisa melindungi dari varian baru dan jadi pendorong imun bagi yang telah divaksin, Kate mengingatkan bahwa penularan masih bisa terjadi.
"Mereka mungkin melindungi Anda dari penyakit, tetapi Anda kemudian dapat menularkan ke orang lain dan mereka bisa sakit jika mereka tidak divaksinasi," katanya.
Inilah mengapa, penting untuk tetap mengenakan masker meski sudah mendapat vaksinasi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.