Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Wakil Presiden RI: Mohammad Hatta (1945-1956)

Kompas.com - 20/03/2021, 13:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mohammad Hatta merupakan sosok Wakil Presiden ke-1 Republik Indonesia pada 1945-1956.

Tokoh proklamator ini memiliki andil besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah.

Bersama-sama dengan Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Atas jasa, kedua tokoh itu pun dijuluki sebagai Bapak Proklamator Indonesia.

Jasa Hatta begitu besar untuk Indonesia. Ia dikenal sebagai Bapak Koperasi, Bapak Kedaulatan Rakyat, Bapak Hak Asasi Manusia, hingga Bapak Perumahan Nasional.

Seperti apa profil dari Mohammad Hatta? Simak selengkapnya.

Baca juga: Profil Presiden Ketujuh RI: Joko Widodo

Masa kecil

Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Ia terlahir dengan nama asli Muhammad Athar.

Ayah Hatta, Muhammad Djamil, berasal dari Batu Hampar sekitar 16 kilometer dari Bukittinggi. Sedangkan, ibunya, Siti Saleha merupakan keturunan Minangkabau dan Jawa.

Sosok Hatta, menjadi yatim sejak ia berusia 8 bulan.

Hatta memiliki Kakek dari pihak ayahnya yakni Datuk Syekh Abdurrahman yang merupakan ulama besar dan pendiri surau di Batu Hamppar dekat Bukittinggi.

Surau tersebut cukup terkenal di tanah air dan Semenanjung Malaka.

Ayah Hatta berprofesi sebagai pedagang, sementara kehidupan ulama diteruskan oleh Paman Hatta, Syekh Arsyad.

Pamannya lah yang kemudian mendidik Hatta dalam bidang keagamaan saat usia Hatta tujuh tahun.

Nama asli Hatta, yakni Athar yang terinspirasi dari nama seorang tokoh penyair Persia, Fariduddin al Attar. Attar secara harafiah memiliki arti parfum.

Pengucapan Minangkabau inilah yang kemudian mengubah namanya menjadi Hatta.

Baca juga: Profil Presiden Pertama RI: Soekarno

Pendidikan

Muhammad Hatta tumbuh dan bersekolah di Bukittinggi dan Padang pada 1902-1917.

Ia bersekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau SMP berbahasa Belanda.

Semasa sekolah ia aktif sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) cabang Padang.

Setelah lulus dari MULO, ia berpindah ke Batavia meneruskan sekolah di Handel Middlebare School atau Sekolah Menengah Dagang.

Saat berada di Jakarta inilah Hatta kembali menjadi bendahara di JSB cabang Batavia.

Di sinilah aktivitas politiknya mulai terlatih. Ia semakin jauh terlibat dalam gerakan politik saat bertemu dengan Abdul Muis dan Haji Agus Salim.

Baca juga: Profil Presiden Kedua RI: Soeharto

Kisah cinta

Muhammad Hatta dikenal sebagai sosok serius yang begitu cinta tanah air.

Saking cintanya, ia bahkan bersumpah dirinya tidak akan menikah sebelum Indonesia Merdeka.

Hatta bahkan pernah berusaha didekatkan teman-temannya dengan seorang perempuan Polandia yang terkenal rupawan.

Hal tersebut sebagaimana dikisahkan dalam Majalah Tempo dalam Hatta, Jejak yang Melampaui Zaman (2010) sebagaimana pernah diberitakan Kompas.com (14/2/2016).

Hatta yang digoda, bergeming. Malam romantis berdua di sebuah kafe saat itu hanya berjung dengan makan malam dan keduanya kemudian berpisah.

Sementara itu, mengutip Hatta, Hikayat Cinta dan Kemerdekaan (2010) Hatta disebut pernah dijodohkan dengan seorang perempuan bernama Nelly.

Ia merupakan putri Mak Eteb Ayub yang merupakan pengusaha Minang yang dianggap seperti ayah angkat Hatta.

Mak Eteb Ayub memang dekat dengan Hatta, bahkan ia pernah ditangkap karena ketahuan membawa Hatta dalam sebuah perjalanan bisnis ke Jepang pada Februari 1933.

Namun Hatta tidak menikah dengan Nelly, dirinya tetap setia pada sumpahnya untuk tidak menikah sebelum Indonesia Merdeka.

Sementara itu, mengutip Historia, Mavin Rose dalam Indonesia Free: A Political Biography of Mohammad Hatta (1991) menuliskan, Hatta pernah dekat dengan seorang perempuan bernama Anni.

Anni adalah aktivis perempuan yang menjadi prasarana dalam Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung.

Namun saat itu, Hatta masih setia dengan sumpahnya.

Anni kemudian menikah dengan Abdul Rachim yang adalah kawan dekat Soekarno. Dari pernikahan itu, lahirlah dua perempuan yakni Rahmi dan Titi.

Sosok Rahmi inilah yang kemudian dijadikan istri oleh Muhammad Hatta.

Hatta menikah pada usia 43 tahun sementara Rahmi saat itu berusia 19 tahun. Keduanya menikah pada 18 November 1945.

Meski demikian, Halida Hatta yang merupakan putri Hatta menilai Mavin Rose salah menilai Hatta.

Hal itu karena menurutnya Hatta baru pertama kali bertemu dengan Anni di tahun 1945 saat Soekarno datang melamar Rahmi untuk Hatta.

"Karena Bung Hatta dan nenek saya (mertua Hatta) beda usia cuma sembilan hari, maka keluarlah cerita seperti itu," kata Halida, seperti dikutip dari Historia sebagaimana dikutip dari Kompas.com (14/2/2016).

Baca juga: Profil Presiden Ketiga RI: Bacharuddin Jusuf Habibie

Karir

Hatta belajar di Belanda selama 11 tahun (1921-1932).

Di sana dirinya masuk Sekolah Tinggi Dagang di Rotterdam dan bergabung dengan Indonesische Vereniging yang kemudian menjadi Perhimpunan Indonesia.

Dirinya saat itu juga aktif berdiskusi dan menulis artikel hingga menjadi anggota dewan redaksi majalah Indonesia Merdeka (1922-1925).

Saat di Belanda ia banyak melakukan kontak dengan tokoh dunia seperti Jawaharlal Nehru dari India.

Namun aktivitas dan tulisan Hatta kemudian dianggap mengusik pemerintah kolonial.

Karena itulah ia ditangkap dan dipenjara di Den Haag Belanda pada 23 September 1927 sampai 22 Maret 1928.

Hatta kembali dipenjara tahun 1934 saat ia telah pulang ke Indonesia.

Tahun 1934-1935 ia pernah dibuang di Boven Digul, Irian Barat (sekarang Papua) serta pernah dibuang ke Banda Naira.

Ia juga pernah dipenjara di Sukabumi tahun 1942 dan bebas pada 9 Maret 1942.

Pada masa penjajahan Jepang, Hatta bersama Bung Karno, Ki Hajar Dewantoro, KH Moh Mansyur mendirikan Putera.

Pada 7 Agustus 1945, Hatta dipilih menjadi Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pada 17 Agustus 1945, bersama Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan.

Hatta kemudian menjabat sebagai Wakil Predisen pada 18 Agustus 1945 dan mengundurkan diri 1 Desember 1956.

Saat menjadi Wapres, Hatta sempat merangkap jabatan sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dari Januari 1948 sampai Desember 1949.

Ia juga merangkap sebagai PM dan Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS) Desember 1949-Agustus 1950.

Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo setelah 11 hari dirawat.

Ia kemudian dimakamkan di TPU Tanah Kusir disambut upacara kenegaraan yang dipimpin Wakil Presiden Adam Malik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com