Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, Muhammadiyah Putuskan Awal Waktu Subuh Ditambah 8 Menit

Kompas.com - 15/03/2021, 15:15 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Muhammadiyah memutuskan awal waktu subuh di Indonesia ditambah selama delapan menit.

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'thi mengatakan, penambahan awal waktu subuh selama delapan menit ini akan diberlakukan bulan Ramadhan 1442 Hijriah nanti.

“Ramadhan 1442 Hijriah akan mulai diberlakukan,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/3/2021) siang.

Mu'thi menambahkan, awal waktu subuh ini berlaku untuk seluruh daerah di Tanah Air. “Ya (berlaku untuk seluruh Indonesia),” ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan, penentuan awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al Quran dan hadis.

Mengapa penentuan waktu terbit fajar ini sangat penting? Ternyata begini alasannya...

Baca juga: Informasi Awal Ramadhan 1422 H dan Panduan Ibadah di Masa Pandemi...

Menentukan empat jenis ibadah

Penentuan waktu terbitnya fajar menjadi persoalan penting, karena berkaitan dengan empat jenis ibadah meliputi:

  • Penentuan awal Shalat Subuh.
  • Akhir Shalah Witir.
  • Awal ibadah puasa.
  • Akhir Wukuf di Arafah.

Oleh karena itu, penentuan awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al Quran dan hadis, maupun realitas objektif di bumi.

Baca juga: Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1422 H Digelar pada 12 April 2021

Latar belakang

Melansir laman Muhammadiyah, masalah awal waktu subuh di Indonesia baru bergulir saat kedatangan seorang pendakwah asal Timur Tengah.

Pendakwah tersebut heran dengan kondisi subuh di Indonesia, yang masih gelap tapi adzan telah berkumandang.

Kemudian, maslaah ini mengundang perdebatan di kalangan para ahli dan keresahan di masyarakat.

Majelis Tarjih Muhammadiyah menyumbang gagasan ihwal parameter terbit fajar, kemudian memutuskan bahwa dip atau ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk.

Hal ini juga menjadi koreksi dari yang sebelumnya -20 derajat berubah jadi -18 derajat. Artinya, waktu subuh yang selama ini dipakai terlalu pagi sekitar 8 menit.

Pandangan ini didukung dengan pandangan mayoritas para ulama ahli astronomi yang bisa diakses Majelis Tarjih.

Selain itu, sejumlah negara juga menggunakan kriteria awal waktu Subuh pada ketinggian matahari -18 derajat seperti Malaysia, Turki, Inggris, Prancis, Australia, dan Nigeria.

Baca juga: Kapan Ramadhan 2021?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com