Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'thi mengatakan, penambahan awal waktu subuh selama delapan menit ini akan diberlakukan bulan Ramadhan 1442 Hijriah nanti.
“Ramadhan 1442 Hijriah akan mulai diberlakukan,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/3/2021) siang.
Mu'thi menambahkan, awal waktu subuh ini berlaku untuk seluruh daerah di Tanah Air. “Ya (berlaku untuk seluruh Indonesia),” ujar dia.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengatakan, penentuan awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al Quran dan hadis.
Mengapa penentuan waktu terbit fajar ini sangat penting? Ternyata begini alasannya...
Menentukan empat jenis ibadah
Penentuan waktu terbitnya fajar menjadi persoalan penting, karena berkaitan dengan empat jenis ibadah meliputi:
Oleh karena itu, penentuan awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al Quran dan hadis, maupun realitas objektif di bumi.
Latar belakang
Melansir laman Muhammadiyah, masalah awal waktu subuh di Indonesia baru bergulir saat kedatangan seorang pendakwah asal Timur Tengah.
Pendakwah tersebut heran dengan kondisi subuh di Indonesia, yang masih gelap tapi adzan telah berkumandang.
Kemudian, maslaah ini mengundang perdebatan di kalangan para ahli dan keresahan di masyarakat.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menyumbang gagasan ihwal parameter terbit fajar, kemudian memutuskan bahwa dip atau ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk.
Hal ini juga menjadi koreksi dari yang sebelumnya -20 derajat berubah jadi -18 derajat. Artinya, waktu subuh yang selama ini dipakai terlalu pagi sekitar 8 menit.
Pandangan ini didukung dengan pandangan mayoritas para ulama ahli astronomi yang bisa diakses Majelis Tarjih.
Selain itu, sejumlah negara juga menggunakan kriteria awal waktu Subuh pada ketinggian matahari -18 derajat seperti Malaysia, Turki, Inggris, Prancis, Australia, dan Nigeria.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/15/151500265/resmi-muhammadiyah-putuskan-awal-waktu-subuh-ditambah-8-menit