Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Es Krim dari Nasi Padang, Ini Kata Ahli Gizi

Kompas.com - 11/03/2021, 08:08 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Akibatnya, kecepatan pencernaan menjadi lebih cepat dengan segala imbasnya.

Salah satunya yakni meningkatnya gula darah.

Baca juga: Apa Itu Hipospadia seperti yang Dialami Eks Pevoli Aprilia Manganang?

Etika makan yang benar

Tan mengatakan, selain melibatkan rasa nikmat dan sehat, makan secara benar harusnya dilakukan karena bagian budaya dan komunikasi.

"Selain melibatkan rasa nikmat selain sehat, Karenanya ada interaksi dengan penataan hingga wangi masakan," ujar Tan.

"Selain itu, makan juga bagian dari budaya dan komunikasi. Makan perlahan sambil dinikmati dengan ngobrol bersama keluarga memberi nilai yang tidak bisa diganti," lanjut dia.

Menilik video penghalusan makanan menjadi es krim, Tan menyampaikan bahwa tindakan tersebut hanya untuk menarik perhatian warganet.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar makan secara sehat, yakni dengan tetap melibatkan fungsi fisiologis alat cerna.

Pencernaan yang baik

Melansir Heathline, pencernaan yang normal dimulai dari mengunyah dengan gigi di mulut.

Mengunyah makanan di mulut akan memberi sinyal pada kelenjar ludah sehingga dapat memproduksi enzim yang membantu memecah makanan.

Begitu masuk ke dalam perut, makanan akan bercampur dengan asam lambung yang akan memecahnya kembali.

Kemudian, di usus kecil, hasil pencernaan akan bercampur dengan enzim pencernaan dari pankreas dan asam empedu dari hati, yang akan dipecah menjadi nutrisi yang dapat diserap ke aliran darah.

Setelah nutrisi terserap, hasil pencernaan akan bergerak ke usus kecil, lalu ke usus besar. Setelah itu, sisanya akan diekskresikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Apakah Status BPJS Kesehatan Nonaktif jika Terlambat Bayar Iuran?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com