Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggan Keluhkan Air Keruh dari Pipa Perusahaan Daerah, Ini Penjelasan PDAM Gunungkidul...

Kompas.com - 31/01/2021, 18:41 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan perihal keluhan terkait keruhnya air yang diduga dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani, Kabupaten Gunungkidul ramai di media sosial Instagram pada Jumat (29/1/2021).

Keluhan tersebut salah satunya diunggah oleh @beritainaja.

Dalam akun tersebut, konsumen mengunggah video yang membandingkan air dari PDAM dengan air yang diambil dari kolam.

Baca juga: Viral Foto Air Bak Mandi seperti Kopi, Ini Tanggapan PDAM Surabaya

Hasilnya, air kolam terlihat lebih bening daripada air yang keluar dari kran.

Dalam menyampaikan keluhannya, akun ini juga menandai akun @pdam_tirta_handayani_gk, akun Instagram dari PDAM Gunungkidul.

Pelanggan menyayangkan kejadian serupa sudah berulang kali terjadi ketika terjadi hujan deras di wilayah mereka.

Baca juga: Saat Air Keran Warga Desa di Italia Ini Berubah Jadi Wine, Begini Ceritanya...

Mereka pun meminta agar pihak PDAM melakukan upaya tertentu agar air keruh di saat musim penghujan tidak terus terulang.

"Miris Banget !!! Perbandingan air kolam dengan air dari @pdam_tirta_handayani_gk . Monggo lur nunggu jawaban dari @pdam_tirta_handayani_gk mesti jawabane air meluap dll. Tulung dengan segala hormat @pemkabgunungkidul , PDAM itu dikapake gitu ben ra gini gini terus," tulis akun tersebut.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PDAM TIRTA HANDAYANI (@pdam_tirta_handayani_gk)

Penjelasan PDAM

Di hari yang sama dengan datangnya keluhan dari pelanggan, pihak PDAM Tirta Handayani Gunungkidul memberikan responsnya melalui jalur yang sama pada Instagram.

Mereka menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.

Pihak PDAM juga mengakui bahwa ada permasalahan air keruh sejak dua hari terakhir di wilayah Wonosari Timur, khususnya di Kelurahan Baleharjo, Kecamatan Wonosari.

Baca juga: Bencana dan Tragedi pada Januari 2021, Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 hingga Gempa di Majene...

Akan tetapi, mereka menyebut keruhnya air yang mengalir kepada para pelanggan diakibatkan oleh meluapnya air keruh di tempat penampungan.

"Sejak dua hari terakhir ini mengalami kendala yakni air keruh yang disebabkan kapasitas tampungan Water Treatment Plant (WTP) PDAM Tirta Handayani yang berada di Instalasi Pengolahan Penyaringan di Seropan tak mampu menampung tingginya debit air keruh sehingga mengalami luapan dan mengalir ke pipa pelanggan dalam kondisi keruh," jelas mereka dalam keterangan unggahan.

Menangani permasalahan yang terjadi, pihak PDAM berupaya untuk melakukan penanganan dengan cara menguras jaringan perpipaan yang bermasalah.

"Melihat kondisi curah hujan yang sulit diprediksi ini, pihak PDAM Tirta Handayani tengah melakukan alternatif penanganan yaitu melakukan pengurasan di jaringan perpipaan yang berada di Mijahan yaitu jalur perpipaan yang menghubungkan Jalur Pipa dari Seropan ke Wilayah Baleharjo, Wonosari Kota dan sekitarnya," jelas PDAM Gunungkidul.

Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?

Mereka mengklaim berkat pengurasan tersebut, air keruh yang dikeluhkan sudah mulai berkurang di sejumlah wilayah.

Perlahan air yang mengalir ke rumah para pelanggan di wilayah Baleharjo dan Wonosari kota sudah menjadi jernih.

Dalam unggahan itu, mereka juga menyertakan sejumlah video yang menunjukkan bukti bahwa air PDAM di rumah warga sudah mengalir jernih.

Ada dua buah foto yang menunjukkan seseorang menggunakan jas hujan tengah melakukan pengecekan di saluran air yang keruh akibat hujan.

Baca juga: Analisis BMKG soal Cuaca Ekstrem Januari-Februari 2021...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com