Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Informasi yang Menyebut Presiden Joko Widodo Disuntik Vaksin Buatan Eropa

Kompas.com - 15/01/2021, 14:05 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggunakan vaksin bukan dari buatan China, yakni Sinovac, beredar di media sosial.

Pengunggah mengklaim bahwa vaksin yang disuntikkan ke Presiden Jokowi adalah buatan dari Eropa.

Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin yang Dipakai Jokowi Disebut Tidak Asli karena Harus Menggunakan Alat Suntik

Narasi yang beredar

Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan unggahan dengan narasi Presiden Jokowi tidak divaksin menggunakan vaksin covid-19 buatan China, Sinovac.

Unggahan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook atas nama Albert Situmorang di grup Facebook Manusia Merdeka, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Macam Reaksi Setelah Divaksin Covid-19 dan Cara Mengatasinya...

Begini narasinya:

"Gue bocorin vaksin yang di gunakan presiden itu bukan buatan China..tapi buatan Eropa,tapi botol dan bungkusnya kardusnya tulisan sinovac".

Sebuah unggahan dengan narasi vaksin yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan buatan China, yaknis Sinovac, beredar di media sosial.FACEBOOK Sebuah unggahan dengan narasi vaksin yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukan buatan China, yaknis Sinovac, beredar di media sosial.

Hingga Jumat (15/1/2021) siang, unggahan tersebut telah mendapat 7 like dan 10 komentar dari sesama warganet.

Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Sinovac, Apa Maksudnya dan Berlaku sampai Kapan?

Konfirmasi Kompas.com

Terkait beredarnya narasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma Bambang Heriyanto.

Saat dikonfirmasi, Bambang menegaskan bahwa informasi yang menyebut Presiden Jokowi tidak divaksin menggunakan vaksin covid-19 buatan China, Sinovac melainkan dari Eropa, adalah tidak benar alias hoaks.

"Jelas hoax," tegas Bambang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Melihat Perbedaan Vaksin Buatan AS dengan Vaksin Buatan China, Ini Rinciannya...

Di samping itu, tutur Bambang, vaksin Covid-19 yang saat ini mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), barulah vaksin Sinovac.

Dengan demikian, hingga saat ini vaksin Covid-19 selain Sinovac belum boleh digunakan di Indonesia karena belum mendapatkan izin penggunaan darurat, baik yang berasal dari Eropa maupun benua lain.

"Kan vaksin yang baru disetujui penggunaan darurat oleh BPOM baru 1 jenis, yakni vaksin Sinovac. Belum ada satupun vaksin lainnya yang mendapatkan izin penggunaan darurat di Indonesia dari BPOM," kata Bambang.

Baca juga: Melihat Efektivitas Vaksin Covid-19 yang Telah Diumumkan, dari Pfizer-BioNTech hingga Sinovac

Oleh karena itu, lanjutnya, Presiden Jokowi tidak mungkin menggunakan vaksin yang belum mendapatkan izin dari BPOM.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com