Dia menjelaskan, vaksin Sinovac butuh dua dosis untuk mencapai kekebalan.
Mereka yang sudah menerima suntikan pertama tidak boleh melupakan jadwal vaksinasinya.
"Jaraknya harus 2 minggu dan itu tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lambat," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Simak, 4 Tahapan Vaksinasi dan Reaksi yang Mungkin Terjadi Setelah Divaksin, Apa Saja?
Windhu mengatakan, antibodi atau kekebalan tidak serta merta muncul di tubuh. Artinya, jika kemarin disuntik, pada hari ini belum muncul antibodinya.
Respons imun atau kekebalan baru muncul dua minggu setelah penyuntikan kedua karena vaksin Sinovac menggunakan dua dosis.
"Jadi kita tidak bisa merasa setelah disuntik sekarang dan saya kebal. Herd immunity tidak akan tercapai kalau banyak orang yang salah di dalam prosedur," kata dia.
Selain itu, lanjut Windhu, perlu diingat bahwa tidak ada vaksin yang efikasinya 100 persen. Vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia memiliki efikasi 65 persen.
"Itu hanya mampu mengurangi risiko hingga 65,3 persen. Jadi masih ada kemungkinan tertular sebesar 34,7 persen, karena efikasinya tidak 100 persen," ujar Windhu.
Karena masih ada kemungkinan tertular, 5M dan 3T masih wajib diterapkan bagi semua orang.