Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 11 Januari: Jepang Temukan Varian Baru Virus Corona dari Brazil

Kompas.com - 11/01/2021, 08:17 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Covavax masih berada pada tahap 3 uji klinis, dan diharapkan bisa segera disetujui penggunaannya oleh otoritas kesehatan internasional.

Vaksin tersebut akan mulai tersedia di Filipina pada paruh kedua 2021, dan akan digunakan untuk memvaksinasi 15 juta orang rentan di negara itu.

Baca juga: Sinovac di Brazil Diklaim Efektif Lebih dari 50 Persen, Sudah Amankah untuk Vaksin Covid-19?

Rusia

Rusia mendeteksi kasus pertama varian baru virus corona yang lebih menular, seperti yang teridentifikasi di Inggris.

Varian baru itu ditemukan pada seorang warga negara Rusia yang baru saja kembali dari Inggris, dan dinyatakan positif Covid-19 pada akhir Desember 2020.

Rusia telah menangguhkan penerbangan menuju Inggris, mulai akhir bulan lalu hingga 13 Januari 2021, karena adanya temuan varian baru tersebut.

Rusia juga memberlakukan kewajiban isolasi mandiri selama dua pekan bagi orang-orang yang datang dari Inggris.

Baca juga: Saat Rusia Memulai Vaksinasi Sputnik V di Moskow...

Afrika Selatan

Afrika Selatan kesulitan mengendalikan penularan gelombang kedua virus corona penyebab Covid-19.

Hal tersebut diperparah dengan adanya temuan varian baru virus corona yang lebih menular, kelelahan pandemi, dan serangkaian kasus penularan masif.

Para pakar meyakini bahwa puncak dari gelombang kedua di negara itu masih belum tercapai. Mereka menyebut, layanan kesehatan berpotensi kolaps akibat lonjakan pasien.

Salah satu tantangan yang harus dihadapi Afrika Selatan adalah ketidakmampuan mereka untuk mengulangi pembatasan ketat yang sempat diberlakukan tahun lalu.

Pasalnya, kebijakan itu telah menyebabkan kerugian besar di sektor ekonomi dan aktivitas sosial masyarakat.

Beberapa pakar bahkan memperkirakan adanya gelombang ketiga, yang kemungkinan datang pada musim dingin.

"Kita akan mengalami gelombang ketiga, bahkan mungkin juga keempat. Pandemi ini masih baru dimulai," kata Tivani Mashamba, profesor riset diagnostik di Universitas Pretoria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com