KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.
Hingga Senin (11/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 90.636.509 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.942.095 orang meninggal dunia, dan 64.757.025 orang dinyatakan pulih.
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:
Baca juga: Pandemi Virus Corona, Ratu Elizabeth II, dan Vaksinasi Covid-19...
Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari The Guardian, Minggu (10/1/2021):
Kementerian Kesehatan Jepang mendeteksi temuan varian baru virus corona dari empat pelancong yang berasal dari negara bagian Amazona, Brazil.
Seorang pejabat Kemenkes Jepang mengatakan, para peneliti tengah mengkaji efektivitas vaksin Covid-19 terhadap varian baru dari Brazil itu.
Varian baru tersebut berbeda dengan varian yang lebih menular, yang pertama kali teridentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.
"Pada saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan varian baru dari Brazil itu memiliki tingkat penularan tinggi," kata Takaji Wakita, Kepala Institut Penyakit Menular Nasional.
Empat pelancong dari Brazil itu tiba di Bandara Haneda, Tokyo pada 2 Januari 2021.
Mereka adalah seorang pria berusia 40-an tahun dengan masalah pernapasan, seorang wanita berusia 30-an tahun yang mengeluhkan pusing dan tenggorokan kering, seorang remaja laki-laki yang mengalami demam, dan seorang gadis yang tidak bergejala.
Baca juga: Jepang Pertimbangkan Hukuman bagi Pasien Covid-19 yang Tak Mau Dirawat di RS
Penandatanganan kontrak itu dilakukan oleh Carlito Galvez, penanggungjawab program pengendalian Covid-19 Filipina, pada Sabtu (9/1/2021).
Vaksin Covovax merupakan hasil kerja sama SII dengan perusahaan Novavax asal Amerika Serikat.
Covavax masih berada pada tahap 3 uji klinis, dan diharapkan bisa segera disetujui penggunaannya oleh otoritas kesehatan internasional.
Vaksin tersebut akan mulai tersedia di Filipina pada paruh kedua 2021, dan akan digunakan untuk memvaksinasi 15 juta orang rentan di negara itu.
Baca juga: Sinovac di Brazil Diklaim Efektif Lebih dari 50 Persen, Sudah Amankah untuk Vaksin Covid-19?
Rusia mendeteksi kasus pertama varian baru virus corona yang lebih menular, seperti yang teridentifikasi di Inggris.
Varian baru itu ditemukan pada seorang warga negara Rusia yang baru saja kembali dari Inggris, dan dinyatakan positif Covid-19 pada akhir Desember 2020.
Rusia telah menangguhkan penerbangan menuju Inggris, mulai akhir bulan lalu hingga 13 Januari 2021, karena adanya temuan varian baru tersebut.
Rusia juga memberlakukan kewajiban isolasi mandiri selama dua pekan bagi orang-orang yang datang dari Inggris.
Baca juga: Saat Rusia Memulai Vaksinasi Sputnik V di Moskow...
Hal tersebut diperparah dengan adanya temuan varian baru virus corona yang lebih menular, kelelahan pandemi, dan serangkaian kasus penularan masif.
Para pakar meyakini bahwa puncak dari gelombang kedua di negara itu masih belum tercapai. Mereka menyebut, layanan kesehatan berpotensi kolaps akibat lonjakan pasien.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi Afrika Selatan adalah ketidakmampuan mereka untuk mengulangi pembatasan ketat yang sempat diberlakukan tahun lalu.
Pasalnya, kebijakan itu telah menyebabkan kerugian besar di sektor ekonomi dan aktivitas sosial masyarakat.
Beberapa pakar bahkan memperkirakan adanya gelombang ketiga, yang kemungkinan datang pada musim dingin.
"Kita akan mengalami gelombang ketiga, bahkan mungkin juga keempat. Pandemi ini masih baru dimulai," kata Tivani Mashamba, profesor riset diagnostik di Universitas Pretoria.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.