Kemudian untuk embusan ada sebanyak 11 kali dengan amplitudo 2-8 milimeter berdurasi antara 9 sampai 33 detik.
Selanjutnya Hybrid/Fase Banyak terekam dengan jumlah 75, amplitudo 3-31 milimeter, S-P: 0,3-0,5 detik berdurasi 4-11 detik.
Berikutnya Vulkanik Dangkal yang terekam sejumlah 16 dengan amplitudo 34-75 milimeter berdurasi 12-39 detik.
Adapun Tektonik Jauh terekam sebanyak 1 dengan amplitudo 4 milimeter, S-P: 16 detik dan durasi 43 detik.
Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?
Guguran lava pijar teramati dari kamera CCTV pada pukul 18.47 dan 19.11 WIB. Aktivitas guguran terdengar di Pos Babadan pada pukul 20.21 dan 22.00 WIB. Sedangkan Pos Kaliurang mengamati guguran lava pijar dan mendengar suara guguran pada pukul 22.37 dan 23.00 WIB. #MerapiSiaga pic.twitter.com/g0z7l18cTC
— BPPTKG (@BPPTKG) January 5, 2021
Rabu (6/1/2021) pukul 24.00-06.00 WIB:
Sementara itu, dalam laporan aktivitas Gunung Merapi pada Rabu (6/1/2021) pukul 24.00-06.00 WIB, menunjukkan adanya guguran lava pijar sebanyak dua kali intensitas kecil arah kali Krasak jarak luncur 400 meter.
Terekam juga suara guguran dengan intensitas sedang dari Babadan sebanyak dua kali.
Selain itu, termonitor adanya kegempaan berupa guguran sebanyak 24 dengan amplitudo 4-55 milimeter berdurasi 14-75 detik.
Baca juga: Refleksi Bencana Awal Tahun: Banjir Jakarta 2020 dan Gempa Sumba 2021...
Kemudian untuk embusan ada sebanyak 19 kali dengan amplitudo 2-8 milimeter berdurasi antara 8 sampai 57 detik.
Selanjutnya Hybrid/Fase Banyak terekam dengan jumlah 69, amplitudo 3-27 milimeter, S-P: 0,3-0,5 detik berdurasi 4-11 detik.
Berikutnya Vulkanik Dangkal yang terekam sejumlah 22 dengan amplitudo 32-75 milimeter berdurasi 12-39 detik.
Baca juga: Potensi Bencana di Tengah Pandemi, Apa yang Harus Disiapkan?
Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi juga telah terpantau pada Kamis (31/12/2020) pukul 21.08 WIB, yang mana menurut hasil data visual menunjukkan adanya indikasi kemunculan api diam dan lava pijar.
Menurut Kepala BPPTKG Hanik Humaida, api diam tersebut muncul di dasar lava 1997, sebagaimana berdasarkan hasil pengamatan citra satelit yang dikonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga merupakan material baru.
"Ini yang ada di lava 1997," jelas Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG 'Aktivitas Merapi Terkini' melalui media daring, Selasa (5/1/2020).
Baca juga: 5 Daerah yang Dilanda Banjir pada Awal 2021, Mana Saja?
Dari perkembangan terkini aktivitas Gunung Merapi tersebut, Hanik mengatakan bahwa secara teknis dapat dikatakan saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi 2021.