Hai, apa kabarmu? Tahun baru, tahun 2021 baru saja kita masuki dengan perasaan penuh semangat karena harapan-harapan baru yang kita sematkan.
Semoga harapan-harapan baik yang kita sematkan adalah harapan-harapan yang sudah tersaring di tengah ketidakpastian yang masih tinggi karena pandemi.
Kenapa penting buat kita menyaring harapan-harapan? Kepentingannya lebih ke langkah antisipatif seandainya harapan-harapan itu tidak mewujud.
Sekali lagi, meskipun beberapa hal sudah bisa dipastikan seperti vaksin Covid-19, ketidakpastian lain tetap membayangi seperti kapan vaksinasi dilakukan dan rentetan ketidakpastian lain.
Menghadapi ketidakpastian yang tinggi macam ini, bagaimana sikap kita?
Fakta bahwa kita tidak bisa menghindari ketidakpastian dalam hidup menuntut kemampuan kita beradaptasi.
Kemampuan beradaptasi menghadapi perubahan sebagai konsekuensi ketidakpastian yang tinggi perlu dilatihkan.
Untuk hal ini, saya jadi teringat nasihat Jakob Oetama, salah satu pendiri Kompas Gramedia yang kerap menyatakan pepatah dalam bahasa latin, fortiter in re suaviter in modo (teguh dalam prinsip/nilai, lentur dalam cara).
Kemampaun beradaptasi menghadapi perubahan sebagai konsekuensi dari ketidakpastian yang tinggi adalah cara. Meskipun cuma cara, hal ini menentukan tercapai atau tidaknya prinsip atau nilai yang diperjuangkan.
Dalam percakapan saya dengan Ignasius Jonan beberapa minggu lalu, mantan Direktur Utama PT KAI ini mekankan pentingnya kemampaun beradapatasi.
Kemampuan beradaptasi diperlukan sebagai bekal bagi siapa pun dalam menghadapi banyaknya perubahan yang dibawa ketidakpastian. Banyak hal terjadi di luar kendali kita.
Oya, percakapan saya dengan Ignasius Jonan adalah yang kedua setelah sebulan sebelumnya saya melakukan percakapan yang kurang lebih sama untuk program "Beginu" di kanal Youtube Kompas.com.
Percakapan kedua dengan Ignasius Jonan dilakukan di tempat yang sama setelah kami sama-sama menemukan buku "Doa Sang Katak" yang muncul tanpa sengaja di percakapkan sebelumnya.
Doa Sang Katak adalah buku terbitan Penerbiat Kanisius yang berisi kumpulan cerita atau kisah pendek-pendek dan ditulis ulang oleh Anthony de Mello SJ.