Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 6 Vaksin yang Akan Digunakan Indonesia, Baru Sinovac yang Sudah Pasti

Kompas.com - 29/12/2020, 14:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada pertengahan Desember 2020, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa vaksinasi Covid-19 akan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2021.

Ia juga memastikan, vaksin Covid-19 ini tidak berbayar atau gratis.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah mengeluarkan aturan mengenai distribusi, prioritas penerima, prioritas wilayah penerima, dan pelaksanaan vaksinasi 2021.

Aturan itu tertuang dalam Permenkes Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Bagaimana perkembangan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia?

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan 6 jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia, seperti yang tertuang dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Keenam vaksin tersebut adalah vaksin PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.

Baca juga: Para Ahli Soroti Data Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac, Ini Alasannya

Dari 6 jenis vaksin itu, Indonesia saat ini baru mendapat kepastian dan komitmen dari Sinovac.

Sementara, untuk vaksin lainnya masih dalam tahap negosiasi.

"Sampai sekarang yang sudah memberikan kepastian dan komitmen adalah Sinovac. Sementara yang lain masih tahap negosiasi," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr. Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).

Menurut Nadia, penetapan vaksin yang akan digunakan itu tak ada hubungan dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan produsen vaksin. 

"Tidak ada hubungannya dengan pembuat vaksin, karena ini (berdasarkan) kajian yang memastikan kira-kira vaksin mana yang potensi untuk bisa didapatkan," jelas dia.

"Kepmenkes ini bisa direvisi sesuai situasi, tapi yang penting tidak sembarangan produk vaksin ada di Indonesia," ujar Nadia.

Jika kesepakatan antara produsen vaksin itu tidak tercapai, Nadia mengatakan, Indonesia masih memiliki opsi diplomasi multilateral melalui COVAX.

"Ada diplomasi multilateral, dengan Indonesia masuk dalam COVAX Inisiatif. Jadi gabung dengan CEPI dan Gavi," kata dia.

Baca juga: Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?

Sementara itu, Juru Bicara dan Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan pemerintah masih mengupayakan pengadaan vaksin Covid-19.

"Bio Farma dan pemerintah terus berupaya mengakses dan menghadirkan suplai vaksin," kata Bambang saat dihubungi secara terpisah, Selasa.

Menurut dia, kerja sama jalur bilateral dengan sejumlah produsen vaksin dan jalur multilateral dengan COVAX masih dalam proses.

Ia juga membenarkan bahwa Indonesia sampai saat ini baru mencapai kesepakatan dengan Sinovac.

Bio Farma akan mendukung pengembangan serta produksi vaksin merah putih.

Soal target 30 juta dosis vaksin akhir 2020, Bambang menyebutkan, masih menunggu izin dari BPOM.

"Kita menunggu izin penggunaan dari BPOM dulu," kata Bambang.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 6 Vaksin Covid-19 yang Ditetapkan untuk Vaksinasi di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Nuklir Bisa untuk Obati Kanker Tiroid, Apa Itu, Bagaimana Prosesnya?

Tren
Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com