Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Soroti Data Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac, Ini Alasannya

Kompas.com - 29/12/2020, 12:34 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli mengingatkan, rilis data kemanjuran vaksin Covid-19 secara fragmental yang dilakukan oleh Sinovac dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi.

Pada Kamis (24/12/2020), peneliti Turki menyebutkan, vaksin Sinovac 91,25 persen efektif berdasarkan analisis sementara.

Pada hari yang sama, Brazil menyebut tingkat kemanjuran vaksin Sinovac yang diuji coba di negaranya antara 50-90 persen.

Brazil juga telah menunda rilis data kemanjuran vaksin tersebut sebanyak tiga kali. Alasannya, Sinovac berupaya mengonsolidasikan data dari uji coba global yang mencakup Indonesia, Turki, dan Chili.

Data efektivitas diawasi dengan ketat karena banyak negara berkembang telah menandatangani kesepakatan untuk menggunakan vaksin Sinovac yang lebih mudah disimpan dan diangkut.

Para ahli menyebutkan, bukan hal yang aneh jika vaksin menunjukkan tingkat kemanjuran yang berbeda.

Baca juga: Kemanjuran Vaksin Sinovac Berbeda di Beberapa Negara, Bagaimana Bisa?

Sebab, protokol percobaan, ukuran data, dan populasi dapat memengaruhi hasil. Akan tetapi, cara Sinovac merislis data menimbulkan kebingungan.

"Anda benar-benar ingin datanya menarik pada presentasi pertama. Inilah yang dicapai Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca," kata Kepala International Vaccine Institute Jerome Kim, dikutip dari Reuters, Senin (28/12/2020).

Namun, Sinovac belum memberikan komentar tentang hal itu.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada briefing harian mengatakan, pengembang vaksinnya telah diminta untuk mematuhi prinsip-prinsip imiah dan persyaratan peraturan.

Empat vaksin China lainnya, yaitu Sinopharm, CanSino Bilogics, dan Chinese Academy of Sciences sedang dalam uji klinis fase 3.

Lebih banyak data dan transparansi

Data uji coba Turki untuk Sinovac didasarkan pada analisis terhadap 1.322 peserta yang mencakup 29 orang yang terinfeksi.

Evaluasi kemanjuran dilakukan 14 hari setelah dosis kedua diberikan.

Pihak berwenang awalnya berencana untuk mengumumkan hasil ketika jumlah pasien mencapai 40, tetapi mereka merilis evaluasi sementara karena negara itu berupaya memberikan otorisasi penggunaan darurat.

Baca juga: Sinovac di Brazil Diklaim Efektif Lebih dari 50 Persen, Sudah Amankah untuk Vaksin Covid-19?

Indonesia yang juga mempertimbangkan suntikan untuk inokulasi massal, membingungkan dunia awal bulan ini ketika Bio Farma mengatakan kemanjuran vaksin itu 97 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com