KOMPAS.com - Vaksin virus corona (Covid-19) Sinovac dari China belum mengumumkan efikasi atau kemanjurannya secara resmi. Akan tetapi beberapa negara tempat uji klinis dilakukan telah mengumumkan hasil awalnya.
Turki pada Kamis (24/12/2020) mengumumkan vaksin corona Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 91,25 persen berdasarkan hasil awal uji klinis di Turki.
Sebelumnya, Brasil mengumumkan vaksin itu memiliki tingkat kemanjuran lebih dari 50 persen.
Baca juga: Simak, Ini 7 Gejala Terkait dengan Varian Baru Virus Corona
Lantas, mengapa hasil vaksin virus corona Sinovac bisa berbeda-beda?
Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menjelaskan pengumuman yang dibuat masing-masing negara itu adalah hasil analisis interim dan itu diperbolehkan.
Vaksin Sinovac melakukan uji klinis di beberapa negara salah satunya Indonesia. Namun Indonesia belum mengumumkan efikasinya.
Meski hasil yang diumumkan berbeda, namun di Turki efikasinya tinggi.
Baca juga: Indonesia sudah Datangkan Vaksin Sinovac, Bagaimana dengan Malaysia?
Kendati demikian, Adam mengingatkan untuk tidak senang terlebih dahulu terhadap hal itu. Dirinya pun menyoroti sampel yang dipergunakan.
"Untuk di Turki, efikasinya 91,25 persen, tapi baru menggunakan sebagian subjek analisisnya (hanya 1.322 subjek) padahal yang disuntik sudah 7.371 dan estimasinya akan total 13.000 orang yang disuntik di Turki berdasarkan protokol uji klinisnya," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (27/12/2020).
Sehingga sebenarnya data efikasi (91,25 persen) tersebut, imbuhnya masih dalam skala kecil.
Baca juga: Moderna Klaim Vaksinnya Mampu Melindungi Varian Baru Covid-19 di Inggris
Sebelumnya ada vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca yang sudah mengumumkan efikasinya.
Moderna mengumumkan efikasinya 94,1 persen, Pfizer 95 persen, dan AstraZeneca 62,1 persen serta 90 persen (perbedaannya terletak pada dosisnya).
Akan tetapi orang yang disuntik dengan vaksin Moderna sudah mencapai 30.000 orang, Pfizer 43.000 orang, dan AstraZeneca 11.636 orang.
Dibandingkan 1.322 orang di Turki jumlah sampel di Turki sangat kecil menurut Adam.
Baca juga: Catat, 9 Daerah Ini Wajibkan Dokumen Rapid Test Antigen, Mana Saja?