Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Covid-19: 17 Hari Lawan Virus Corona, Masuk ICU, hingga Akhirnya Sembuh

Kompas.com - 20/12/2020, 12:44 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Alami gejala

Meski kondisi fisiknya terbilang prima, ketika dinyatakan positif Covid-19, Andino mengalami sejumlah gejala.

"Kamis, 17Nov20: morning workout lalu terasa demam 37,6 minum paracetamol turun. Rest total dua hari, Minggu pagi 20Nov20 lari 5km afternya berasa gak seger sedikit batuk. Siangnya mulai demam dari 38 - 41, udh gak tahan tengah malem lsg ke igd RSPP," tulisnya di utas Twitter.

Ia pun menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) pada 20 November 2020.

Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui ada bercak putih pada paru-parunya yang menunjukkan adanya indikasi virus. 

Setelah itu, ia langsung menjalani tes usap PCR dan hasilnya menyatakan bahwa Andino positif Covid-19..

Kemudian, ia dirujuk ke RSPP Modular Simprug untuk menjalani perawatan, setelah sebelumnya harus menunggu selama 30 jam.

"Seminggu pertama demam tiap hari. Batuk semakin menjadi, sedikit batuk darah. Nafas makin cepet, tarik nafas panjang pun gak sanggup. Pasang selang oksigen, karna saturasi semakin buruk dibawah 90%," tulis dia.

Sempat dirawat di ICU

Tidak hanya di ruang perawatan pasien Covid-19 biasa, Andino juga sempat menjalani perawatan di ruang ICU selama 11 hari karena kondisinya yang kian memburuk.

"Saya dipindah ke ICU karena sesak napas dan saturasi sudah di bawah 90 persen," kata dia.

Pada fase ini, ia mengaku mengalami pergolakan batin yang luar biasa karena tak menyangka kondisinya seburuk itu.

Akan tetapi, Andino mengatasi kekhawatirannya dengan mengalihkan pikiran buruk itu dengan hal positif untuk mendongkrak imunitas tubuhnya.

"So, I was so close to die but I don’t wanna die anytime soon. Berusaha mencerna menerima situasi, akhirnya memutuskan untuk fight mencoba optimis dan menggila menghibur diri supaya imun tubuh gak makin drop," tulis Andino.

Sekian hari dirawat di ICU, perlahan tubuh Andino memberikan respons yang baik atas pengobatan yang dijalaninya sehingga kondisi tubuhnya lebih baik. 

Dokter pun mulai menanyakan Andino terkait kebiasaannya berolahraga sebelum jatuh sakit.

"Mereka (dokter) justru komen (komentar) ketika pada akhirnya tubuh saya merespons mesin highflow nasal cannul, alat yang ada di ICU, satu level di bawah ventilator, tanya apa saya berolahraga," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com