Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Pasien Covid-19 Berisiko Menularkan Virus kepada Orang lain?

Kompas.com - 07/12/2020, 08:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, penyebaran infeksi virus corona belum terkendali.

Di Indonesia, selama beberapa pekan terakhir, tambahan kasus harian hampir selalu berada di atas 5.000 kasus.

Tingkat penularan masih sangat tinggi.

Penularan virus corona dapat terjadi antarmanusia melalui droplet yang menyebar saat berbicara, batuk, bersin, atau droplet yang menempel di permukaan benda.

Apalagi, banyaknya orang tanpa gejala atau OTG, yang tak menyadari bahwa mereka membawa virus dan menularkannya kepada orang lain.

Kapan pasien Covid-19 atau orang dengan virus corona berisiko menularkan ke orang lain?

Dokter umum yang juga PhD Candidate in Medical Science di Kobe University, Adam Prabata, mengatakan, cara mengetahui apakah pasien masih menularkan virus atau tidak bisa dilakukan kultur virus.

Ia menjelaskan, kultur virus merupakan teknik untuk mengetahui apakah terdapat virus hidup dan punya kemampuan menginfeksi.

"Kultur virus itu sederhananya setelah swab, nanti diproses dan dibiakkan di dalam sel. Kemudian nanti dilihat apakah terdapat perubahan di sel (efek sitopatik)," ujar Adam saat dihubungi Kompas.com, Minggu (6/12/2020).

Baca juga: Kasus Terus Menanjak, Ini 11 Gejala Infeksi Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Adam, yang sering memberikan edukasi seputar virus corona melalui akun Instagram-nya, menyebutkan, kultur virus tidak hanya dapat dilakukan melalui swab test, tetapi bisa pula dicek dari darah, dahak, urine, feses, dan lainnya.

Namun, karena penularan Covid-19 mayoritas berasal dari droplet, maka yang digunakan untuk penentuan masih menularkan atau tidak, diambil dari tindakan swab test.

Tindakan kultur virus yakni apabila ada perubahan di sel, artinya virus masih memiliki kemampuan menginfeksi.

Namun, kalau tidak ada perubahan di sel, artinya virus sudah tidak punya kemampuan menginfeksi.

"Nah, untuk pasien Covid-19 mau diketahui masih menular apa enggak, itu idealnya dilakukan kultur virus, tapi sayangnya itu bukan pemeriksaan rutin," lanjut Adam.

Meski demikian, saat ini banyak penelitian kultur virus dengan hari setelah bergejala dan mayoritas penelitiannya memiliki hasil konsisten.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com