Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Penuh, Pasien Covid-19 di Korea Selatan Meninggal Dunia di Rumah dan Panti Jompo

Kompas.com - 19/12/2020, 12:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Enam orang yang terinfeksi Covid-19 meninggal dunia di Korea Selatan bulan ini ketika mereka menunggu tempat tidur rumah sakit.

Sementara itu, ratusan warga lainnya tidak dapat dirawat karena lonjakan infeksi virus corona mulai membebani sistem kesehatan.

Hal tersebut disampaikan oleh pejabat Korea Selatan terkait seperti dikutip Reuters pada Jumat (18/12/2020).

Salah satu dari mereka yang meninggal saat menunggu ranjang rumah sakit berada di rumah di ibu kota, Seoul, setelah sebelumnya dinyatakan positif.

Sementara, tiga lainnya berada di panti jompo di provinsi Gyeonggi.

Baca juga: Korea Selatan Kerahkan Militer untuk Bantu Tangani Kasus Covid-19 yang Melonjak

Mulai kewalahan

Kantor berita Yonhap melaporkan dua kematian serupa lainnya pada bulan Desember tetapi tidak memberikan rincian segera.

"Kami menyampaikan belasungkawa yang terdalam dan merasa sangat bertanggung jawab," kata seorang petugas karantina untuk pemerintah Seoul, Park Yoo-mi.

"Tim tanggap darurat di wilayah metropolitan Seoul telah mengalami kesulitan dalam mengalokasikan tempat tidur, karena peningkatan tajam dalam kasus yang dikonfirmasi dan kelebihan beban dalam sistem administrasi dan medis sejak awal Desember," tambahnya.

Park berjanji untuk memperkuat sistem kesehatan masyarakat.

Dia juga mengatakan, 580 pasien sedang menunggu tempat tidur di Seoul pada Jumat, 227 di antaranya telah menunggu setidaknya dua hari lalu.

Baca juga: Perangi Gelombang Ketiga Covid-19, Korea Selatan Bangun RS dari Kontainer

Peringatan lonjakan kasus

Pejabat kesehatan pun memperingatkan, lonjakan kasus-kasus serius yang belum pernah terjadi sebelumnya telah membebani sistem kesehatan, dengan hanya sejumlah tempat tidur perawatan kritis yang tersedia.

Sementara itu, pemerintah sedang bersusah payah memikirkan apakah akan memperketat jarak sosial, yang berarti memerintahkan 1,2 juta bisnis untuk menghentikan operasi.

Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan bahwa mengingat beban bisnis, "konsensus sosial" diperlukan untuk sebuah keputusan.

Dia juga mengatakan setiap orang harus taat dan terlibat dengan aturan pembatasan virus.

"Ada upaya yang meningkat untuk melanjutkan operasi bisnis dengan cara salah dengan mengubah jenis bisnis mereka untuk menghindari upaya anti-virus pemerintah. Itu tidak pernah bisa diterima," tegas Chung.

Baca juga: BPOM AS Setujui Uji Coba Fase 2 Vaksin Corona asal Korea Selatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com