Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulauan Indah di Brasil Dibuka Hanya untuk Penyintas Covid-19

Kompas.com - 29/08/2020, 20:16 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Semenjak pandemi melanda, hampir seluruh tempat umum, khususnya tempat wisata di berbagai penjuru negara ditutup untuk wisatawan.

Hingga beberapa waktu belakangan, sebagian lokasi tersebut mulai dibuka kembali, dengan menerapkan sejumlah aturan dan protokol ketat.

Salah satunya hanya boleh dikunjungi oleh orang yang terbukti dalam keadaan sehat. Misalnya dilihat dari suhu tubuhnya, atau bahkan surat keterangan hasil tes yang menunjukkan orang tersebut nonreaktif atau negatif Covid-19.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Namun berbeda dari kebanyakan tempat tersebut, sebuah pantai di Brasil justru dibuka khusus untuk mereka yang positif Covid-19.

Dikutip dari CNN, Sabtu (29/8/2020) Kepulauan The Fernando de Noronha yang memiliki air jernih biru toska, pasir putih kekuningan, lumba-lumba di lepas pantai, dan keindahan alam yang dimilikinya sekarang dibuka kembali untuk pengunjung.

Tidak sembarang pengunjung, pengunjung yang dimaksud adalah mereka yang menderita Covid-19.

Baca juga: Tidak Ada Satu Wilayah Pun yang Aman dalam Pandemi Covid-19

Terkesan memang janggal, tetapi hal itu benar adanya. Malah, jika seseorang tidak menderita Covid-19 maka ia tidak diperkenankan masuk kawasan ini.

Berdasarkan keterangan otoritas terkait di Brasil timur laut, kepulauan ini akan kembali dibuka pekan depan.

"Untuk menjejakkan kaki di kepulauan ini, pengunjung harus menunjukkan hasil tes PCR yang positif, minimal dalam 20 hari terakhir, atau hasil tes serologis menunjukkan keberadaan antibodi yang melawan virus corona," kata petugas, Guilherme Rocha dalam sebuah konferensi.

Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...

Kawasan Taman Nasional

Namun, dalam kesempatan tersebut Rocha tidak menjelaskan mengapa Brasil hanya menerima pengunjung ke kepulauan itu, artinya mereka yang positif Covid-19.

Sebelumnya, kepulauan yang terdiri dari 21 pulau vulkanis ini ditutup untuk pengunjung sejak pertengahan Maret, karena pandemi.

Pada 31 Juli lalu, kawasan yang merupakan taman nasional ini sudah mulai dibuka kembali untuk penduduk sekitar dan peneliti dari dalam negeri.

Baca juga: Tragedi Minyak di Mauritius dan Perjuangan Induk Lumba-lumba Selamatkan Bayinya...

Berdasarkan laman Unesco, perairan kepulauan ini sangat kaya akan biota laut dan banyak menjadi tempat tuna, hiu, penyu, dan lain-lain.

Kepulauan tersebut juga menjadi rumah terbesar di Atlantik Barat bagi burung-burung laut tropis.

Puncak punggungan kapal selam Atlantik Selatan membentuk Kepulauan Fernando de Noronha dan Atol Rocas di lepas pantai Brasil.

Mereka mewakili sebagian besar permukaan pulau di Atlantik Selatan dan perairannya yang kaya sangat penting untuk pengembangbiakan dan pemberian makan tuna, hiu, penyu, dan mamalia laut.

Baca juga: Tidak Memejamkan Mata, Bagaimana Cara Ikan Tidur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com