Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 19 Desember 2020: Teori Baru China soal Sumber Asli Virus

Kompas.com - 19/12/2020, 07:40 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 terus bergulir di berbagai wilayah dunia. Sebagian negara sudah berhasil melalui masa beratnya, sebagian yang lain masih terus berjuang untuk mengendalikan wabah yang berlangsung.

Ada beberapa jenis vaksin virus corona yang berhasil dikembangkan sejumlah pihak di berbagai negara. Dari vaksin-vaksin itu, ada yang sudah disetujui untuk digunakan secara darurat di beberapa negara.

Meski begitu, angka pertumbuhan kasus baru Covid-19 masih terus dilaporkan dari berbagai negara.

Data Worldometers, Sabtu (19/12/2020) pagi, jumlah total kasus virus corona di dunia sudah mencapai 75.937.136 kasus, dengan 1.679.731 kasus kematian dan 53.229.660 kasus sembuh.

Baca juga: Moderna Buang 400.000 Dosis Vaksin Virus Corona, Ada Apa?

Berikut sejumlah perkembangan terkait pandemi Covid-19 dari berbagai penjuru dunia:

1. Indonesia

Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus positif dan kematian akibat virus corona yang tertinggi di Asia Tenggara.

Data terakhir yang diberikan Satgas Covid-19 pada Jumat (18/12/2020), menunjukkan kasus positif secara akumulatif ada di angka 650.197.

Dari jumlah itu, 531.995 kasus berhasil sembuh, 19.514 meninggal dunia, dan sisanya masih dalam proses perawatann atau pemulihan.

Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo menyebut pandemi virus corona ini menjadi momentum tepat untuk melakukan revisi Undang-Undang Kekarantinaan.

"Ini momen yang tepat untuk memperbaiki UU Kekarantinaan Kesehatan," kata Doni, dikutip dari keterangan resmi BNPB, Jumat (18/12/2020).

Selama ini, Indonesia belum memiliki pengalaman menghadapi pandemi, sehingga model karantina yang dilakukan adalah karantina wilayah.

Padahal menurut Doni, karantina yang harus dilakukan adalah berjenjang, mulai dari RT, RW, atau desa/kelurahan.

Baca juga: Ganti-ganti Kebijakan Terkait Transportasi di Masa Pandemi Virus Corona

2. Inggris

Beralih ke Inggris. Perdana Menteri Boris Johnson akan menerapkan aturan perjalanan baru demi mencegah persebaran strain baru virus corona di wilayahnya.

Mutasi baru dari virus corona dalam beberapa waktu terakhir banyak ditemukan di wilayah Inggris bagian tenggara juga di Ibu Kota, London. 

Dikutip dari Manchester Evening News, Jumat (18/12/2020) malam, Boris dan sejumlah menteri mengadakan rapat dan mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan selama musim Natal dan Tahun Baru untuk mencegah meluasnya persebaran strain baru virus itu.

Dimungkinkan, Boris akan membuat pengumuman terkait mutasi virus yang disebut 50 persen lebih menular, pada hari ini, Sabtu (19/12/2020).

Memang belum diketahui apakah mutasi virus ini bersifat lebih ganas, namun yang pasti dia bisa menular lebih cepat. Itu yang dikhawatirkan oleh pemerintah Inggris.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terdeteksi di Inggris, London Akan Lockdown Ketat

3. China

Otoritas China kini  memiliki pandangan baru terkait sumber virus corona yang menular ke manusia.

Sebelumnya, virus ini diyakini berasal dari Pasar Huanan, sebuah pasar yang menjual beragam daging hewan di Wuhan, Hubei, China.

Beragam daging dan juga hewan liar yang diperdagangkan di pasar itu diyakini sebagai sumber atau asal mula terjadinya penularan.

Namun, kini China memiliki pendapat baru. Dikutip dari France 24, Jumat (18/12/2020), bukan hewan atau daging hewan itu yang menjadi sumber virus corona.

Mereka menyebut, virus corona berasal dari makanan beku yang diimpor dari luar negeri.

Seorang pedagang menyebut kini masyarakat takut untuk membeli produk impor, meskipun semua barang yang dijual telah melalui proses pemeriksaan.

Baca juga: WHO Kirim Tim ke Wuhan Usut Asal-usul Covid-19, Bagaimana Tanggapan China?

4. Amerika Serikat

Kabar terakhir datang dari Amerika Serikat. Wakil Presiden AS Mike Pence beserta sang istri telah menerima suntikan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech pada Jumat (18/12/2020).

Melansir Channel News Asia, Jumat (18/12/2020), vaksinasi itu disiarkan secara langsung melalui siaran televisi demi meyakinkan masyarakat AS bahwa vaksin itu aman.

"Saya tidak merasakan apa-apa. Rakyat Amerika bisa yakin. Saat ini kita memiliki satu vaksin, dan mungkin dalam beberapa jam ke depan, dua vaksin yang aman," kata Pence.

Hingga saat ini, Pence merupakan tokoh tertinggi yang sudah menerima vaksin Covid-19.

Selain dia dan sang istri, dalam acara yang sama, ahli bedah umu Jerome Adams juga turut mejadi peserta vaksinasi.

Sementara sang Presiden AS Donald Trump tidak terlihat dalam kesempatan itu.

Disebutkan, Trump belum berencana mendapatkan vaksin dalam waktu dekat. Sebab, ia yakin sudah memiliki kekebalan usai sembuh dari infeksi Covid-19.

 Baca juga: Kaleidoskop 2020: Sejumlah Hoaks soal Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com