Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Mohsen Fakhrizadeh, Ilmuwan Nuklir Top Iran yang Tewas Dibunuh

Kompas.com - 30/11/2020, 14:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan nuklir ternama Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dilaporkan tewas dibunuh pada Jumat (27/11/2020). Ia diserang saat berada di dalam mobil.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan ada indikasi peran Israel dalam pembunuhan Fakhrizadeh.

"Teroris membunuh seorang ilmuwan Iran terkemuka hari ini. Tindakan pengecut itu, dengan indikasi serius peran Israel yang menunjukkan penghasutan yang putus asa dari para pelaku," tulis dia melalui akun Twitter-nya.

Melansir dari media Iran IRNA, Sabtu (28/11/2020), Mohsen Fakhrizadeh lahir di Teheran pada 1958.

Ia merupakan mantan anggota senior Korps Garda Revolusi Islam dan Kepala Organisasi Riset dan Inovasi Kementerian Pertahanan.

Baca juga: Tak Terima Ilmuwan Nuklirnya Dibunuh, Iran Bersumpah akan Membalas

Di masa pandemi virus corona, Fakhrizadeh menjadi tokoh berpengaruh dalam program pengembangan vaksin potensial untuk skala lokal dan nasional.

Ia satu-satunya ilmuwan industri pertahanan yang namanya disebutkan secara langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2018.

"Ingat nama itu," kata Netanyahu seraya menyatakan bahwa Fakhrizadeh merupakan pimpinan program senjata nuklir Iran, dikutip dari Telegraph, Jumat (27/11/2020).

Sebuah slide yang ditampilkan Netanyahu dalam paparannya itu menampilkan sebuah foto langka dari Fakhrizadeh yang menunjukkan seorang pria paruh baya dan berkacamata.

Menurut laporan pejabat intelejen Israel dan Amerika Serikat, Fakhrizadeh menjalankan proyek nuklir "Amad" (hatapan) Iran dan sedang mengembangkan senjata nuklir secara rahasia.

Namun, klaim tersebut telah dibantah oleh Iran.

Meski proyek Amad ditangguhkan pada 2003, pejabat Israel dan AS menyebut Iran terus bekerja pada hulu ledak nuklir dan meyakini bahwa Fakhrizadeh berada di balik semua itu.

Sebuah laporan PBB pada 2011 menyatakan, Fakhrizadeh diyakini merupakan tokoh sentral dalam pengembangan teknologi yang dibutuhkan untuk membuat bom atom.

Baca juga: Pelabuhan Haifa di Israel Target Serangan Balasan atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Tak heran jika namanya sering disandingkan dengan Robert Oppenheimer, ilmuwan nuklir AS yang mengembangkan bom atom pada 1940-an.

Setelah laporan itu muncul, Iran tak lama kemudian mengakui keberadaan Fakhrizadeh.

Akan tetapi, pemerintah membantah dan menyebutnya sebagai perwira militer yang tak terlibat dalam program nuklir.

Di lain sisi, AS menganggap ilmuwan tersebut sebagai "kotak rahasia" program nuklir Iran yang selalu memainkan peran dalam menentukan posisi Iran saat negosiasi.

Fakhrizadeh disebut telah mengalami percobaan pembunuhan berulang kali. Di antaranya, ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak diletakkan di kediaman Fakhrizadeh.

Baca juga: UEA Kecam Pembunuhan terhadap Ilmuwan Nuklir Top Iran, Minta Semua Pihak Tahan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com