Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Hapus 22,1 Juta Konten Ujaran Kebencian

Kompas.com - 24/11/2020, 07:32 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis


KOMPAS.com - Facebook mendeteksi dan menghapus lebih banyak ujaran kebencian setelah mengembangkan sistem artificial intelligence.

Sepanjang Juli hingga September 2020, Facebook mengambil tindakan terhadap 22,1 juta konten ujaran kebencian.

Sekitar 95 persen di antaranya diidentifikasi secara proaktif lewat sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Tingkat proaktif terhadap ujaran kebencian ini naik dari Juli-September 2019 yang sebesar 80,6 persen. Juga meningkat dari periode sama tahun 2018 yang sebesar 52 persen.

Sementara, di platform Instagram sebanyak 6,5 juta konten ujaran kebencian sepanjang kuartal ketiga tahun ini sudah ditindak. Jumlah ini naik 3,2 juta konten dari kuartal sebelumnya.

Facebook mengatakan naiknya tingkat deteksi proaktif atas ujaran kebencian di Instagram mayoritas didorong oleh peningkatan teknologi deteksi proaktif untuk bahasa Inggris, Arab, dan Spanyol, serta perluasan teknologi otomatisasi.

Karena ujaran kebencian sangat kontekstual, deteksi AI memerlukan kemampuan untuk meninjau posting secara holistik, dengan konteks, dan dalam berbagai bahasa.

"Kemajuan teknologi AI memungkinkan kami menghapus lebih banyak ujaran kebencian di Facebook dari waktu ke waktu, dan menemukannya lebih banyak sebelum pengguna melaporkannya kepada kami," tulis Facebook dalam situs web resminya, Kamis (19/11/2020).

Facebook mengatakan, saat kali pertama melaporkan metrik ujaran kebencian pada kuartal keempat 2017, tingkat deteksi proaktif hanya 23,6 persen.

Artinya, dari jumlah ujaran pendorong kebencian yang dihapus, sebanyak 23,6 persen di antaranya ditemukan sebelum pengguna melaporkannya ke Facebook. Sisanya dihapus setelah pengguna mengadu.

"Saat ini kami secara proaktif mendeteksi sekitar 95 persen konten ujaran kebencian yang kami hapus," sebut Facebook.

Terlepas dari apakah konten secara proaktif terdeteksi atau dilaporkan oleh pengguna, Facebook sering menggunakan AI untuk mengambil tindakan dan memprioritaskan kasus yang butuh pertimbangan konteks.

Secara global, prevalensi ujaran kebencian di Facebook pada kuartal ketiga 2020 sebesar 0,10-0,11 persen atau 10 hingga 11 penayangan ujaran kebencian untuk setiap 10.000 penayangan konten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com