Antibodi adalah protein yang dihasilkan tubuh secara alami untuk melawan infeksi. Sedangkan IgG adalah satu jenis antibodi (tes tidak dirancang untuk mendeteksi jenis antibodi lain). Tim peneliti lain telah menemukan bahwa jenis antibodi lain dapat bertahan lebih lama daripada IgG.
Baca juga: Sistem Kekebalan Tubuh, Gejala Parah Covid-19, dan Mutasi Virus Corona...
Masih dari CNN, hasil dari penelitian oleh ICL itu juga mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang yang tidak memiliki gejala Covid-19 cenderung kehilangan antibodi yang dapat dideteksi lebih cepat daripada mereka yang mengalami infeksi yang lebih parah.
Anak muda yang sembuh dari Covid-19 kehilangan antibodi lebih lambat daripada orang-orang yang lebih tua dari 75 tahun menurut penelitian.
Namun, belum diketahui apakah antibodi memberikan tingkat kekebalan yang efektif terhadap Covid-19 atau berapa lama seseorang kebal terhadap infeksi ulang virus corona.
Beberapa infeksi, seperti campak, menyebabkan apa yang disebut kekebalan mensterilkan. Orang yang terinfeksi campak memiliki antibodi yang dapat dideteksi selama bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Akan tetapi para ilmuwan masih memiliki sedikit informasi terkait virus corona.
Selain itu belum diketahui secara pasti apa kontribusi kekebalan sel T dan respons memori tubuh terhadap ancaman seperti Covid-19 yang akan berperan dalam memberikan perlindungan jika seseorang kembali terpapar SARS-CoV-2.
Lebih banyak penelitian diperlukan untuk lebih memahami risiko infeksi ulang yang sedang berlangsung.
Baca juga: Ramai Soal Jurassic Park, Ini Sejarah Komodo dan Taman Nasional Komodo
Studi yang dilakukan ICL memiliki batasan, yaitu sampel tidak diambil dari orang yang sama berulang kali, tapi dari orang yang berbeda seiring waktu.
Menurut peneliti ada kemungkinan orang-orang yang telah terpapar virus korona cenderung tidak ikut serta dari waktu ke waktu dan itu mungkin telah mengubah jumlahnya
"Studi yang sangat besar ini telah menunjukkan bahwa proporsi orang dengan antibodi yang terdeteksi menurun seiring waktu," kata Helen Ward dari Fakultas Kedokteran di Imperial College London.
Menurut Ward, pihaknya belum tahu apakah hal itu akan membuat orang-orang berisiko terinfeksi ulang, tapi penting bahwa setiap orang terus mengikuti panduan untuk mengurangi risiko bagi diri mereka sendiri dan orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.