Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan di Australia Akan Buat Vaksin Covid-19 Non-Protein

Kompas.com - 25/10/2020, 17:03 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan bioteknologi asal Australia, CSL, akan membuat vaksin virus corona berbasis non-protein.

Menteri Industri Australia, Karen Andrews, mengatakan perusahaan tersebut setidaknya membutuhkan waktu satu tahun agar bisa membuat vaksin non-protein yang terbukti aman dan efektif. 

Menurutnya, pembuatan vaksin yang dikembangkan berdasar pada mRNA atau asam riibonukleat ini memang lebih membutuhkan waktu dibandingkan vaksin berbasis protein.

"Saya berharap kami dapat melakukannya (mengembangkan vaksin) dalam jangka waktu sembilan bulan hingga 12 bulan," kata Andrews seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (25/10/2020).

Secara tradisional, vaksin dikembangkan dengan memasukkan protein ke dalam tubuh untuk memicu sistem kekebalan agar memberikan respons.

Pengembangan vaksin mRNA juga dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat, Moderna. Para ahli mengungkapkan jika vaksin mRNA itu disetujui makan akan menjadi yang pertama vaksin non-protein.

"Tapi, kita harus benar-benar sadar bahwa dengan vaksin, ada banyak variabel di sana. Kami belum memiliki vaksin yang terbukti pada saat ini, kami tidak tahu apa dasar untuk vaksin itu nantinya. Jadi, kami mencoba untuk mempersiapkannya secara luas," kata Andrews.

Baca juga: Diklaim Aman, Vaksin Corona CNBG China Ditawarkan Gratis bagi Pelajar

Pemerintah Australia, lanjut Andrews, memberikan dukungan kepada CSL untuk meningkatkan kemampuannya.

Sebab, peluncuran vaksin Covid-19 yang efektif akan berimplikasi membuka pembatasan internasional dan memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi di Australia.

Lebih lanjut, program vaksinasi virus corona bagi seluruh populasi di Australia akan sepenuhnya tersedia pada akhir 2021, pembatasan jarak sosial terus berlanjut sampai adanya vaksin. 

"Kami berada dalam posisi yang kuat, kami sedang berkembang, tapi tidak pernah ada jaminan. Yang kami tahu, kami sangat berhati-hati dalam kaitannya dengan vaksin dan setiap hari buktinya semakin kuat dan kedekatan dengan distribusi pengobatan semakin dekat," ujar Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt.

Hunt turut membenarkan pembuatan vaksin non-protein membutuhkan waktu lebih lama.

Baca juga: BPOM AS Setujui Pemberian Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

Australia telah mencapai kesepakatan untuk mengakses 33,8 juta unit vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, termasuk 3,8 juta unit yang dibawa dari luar negeri pada awal 2021, tunduk pada persetujuan di Inggris dan Australia.

Sementara, manufaktur di Australia akan dapat dimulai dan berjalan dengan baik pada kuartal pertama 2021.

Hunt menjelaskan, CSL juga bertujuan memastikan vaksin yang dikembangkan University of Queensland tersedia selama tahun depan, pada sekitar pertengahan tahun.

Ia menambahkan, terdapat kontrak untuk 51 juta unit vaksin University of Queensland yang akan diproduksi di Australia sepanjang 2021.

Menurutnya, pemerintah pun sangat konsen dalam menyelidiki kandidat vaksin lainnya dan telah bergabung dengan fasilitas pembelian internasional Covax.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal Usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com