Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Dokter Nasional dan Tantangan Dokter Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/10/2020, 11:11 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingati HUT ke-70 pada 24 Oktober 2020.

Banyak yang memaknai HUT IDI ini sebagai Hari Dokter Nasional.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar (PB) IDI dan Ketua Terpilih PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, mengungkapkan, meski HUT IDI kerap dimaknai sebagai Hari Dokter Nasional, tetapi belum tercatat resmi secara nasional.

"Kami berharap 24 Oktober ini diresmikan oleh negara sebagai Hari Dokter Nasional, seperti 20 Mei yang diperingati sebagai Hari Bhakti Dokter," kata Adib, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/10/2020).

Di tengah situasi pandemi virus corona, tantangan dihadapi para dokter yang menjadi garda terdepan.

Mereka melakukan tugasnya di tengah ancaman terpapar virus. Lebih dari 130 orang dokter meninggal dunia karena terinfeksi virus corona.

Seperti apa refleksi dari Hari Dokter Nasional tahun ini dan seperti apa tantangan yang dihadapi para dokter?

Menurut Adib, saat ini dunia kedokteran sedang berada dalam situasi yang lebih kompleks.

"IDI dan seluruh anggota para dokter ikatan di seluruh Indonesia dihadapkan pada kondisi lompatan teknologi, perubahan lingkungan dan pandemi Covid-19 ini yang membutuhkan kehadiran sebuah sistem kerja baru," ujar Adib.

Baca juga: Hari Dokter Nasional, Bagaimana Sejarahnya?

Adib menyebutkan, adaptasi kebiasaan baru dalam menjalankan profesi juga menjadi bagian dari profesional ketahanan dan pertahanan profesi dalam upaya perlindungan dan keselamatan tenaga kesehatan (nakes).

Adib mengatakan, ada juga permasalahan revolusi industri dan permasalahan lain dalam distribusi suplai kesehatan.

"Profesi dokter saat ini juga dihadapkan pada sebuah tantangan yang luar biasa. Harapannya pemerintah dapat meminimalisir risiko bagi dokter dalam menghadapi virus corona ini dan ini merupakan suatu kondisi distribusi yang terjadi di dalam pelayanan kesehatan," ujar Adib.

Berbagai tantangan lainnya 

Adib menjelaskan, IDI juga menghadapi ancaman asistensi profesi yang terbagi menjadi tantangan yang berasal dari dalam dan luar.

Tantangan dari dalam berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kedokteran.

Kemudian, tantangan dari dalam berkaitan dengan beberapa oknum, terkait dengan mal prakterk dan buruknya pelayanan dokter, terutama di fasilitas kesehatan tertentu, gratifikasi, dan hal-hal yang menghilangkan independensi dokter itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com