Ia menyebut pengobatan menggunakan plasma covalen mungkin akan bekerja, jika itu diberikan dengan cepat setelah seseorang terjangkit Covid-19.
Jones mengusulkan, ke depan para peneliti lain melakukan uji coba pegobatan plasma untuk pasien Covid-19, namun kepada pasien yang baru didiagnosis.
“Kami masih belum memiliki perawatan yang cukup untuk tahap awal penyakit untuk mencegah penyakit parah dan hingga ini menjadi pilihan, menghindari terinfeksi virus tetap menjadi pesan utama,” katanya.
Baca juga: PMI Tangsel Bakal Bantu Suplai Plasma Darah untuk Terapi Pasien Covid-19
Convalen, menurut laman resmi BPOM AS (FDA), mengacu pada siapa saja yang sembuh dari suatu penyakit. Sedangkan, plasma adalah bagian cairan kuning dari darah yang mengandung antibodi.
Antibodi adalah protein yang dibuat oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
Plasma yang sembuh dari pasien yang sudah sembuh dari penyakit Covid-19 mungkin mengandung antibodi terhadap COVID-19.
FDA membuka donasi bagi siapa pun yang sembuh dari virus corona untuk memberikan plasmanya kepada orang yang masih dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Lembaga tersebut pun telah mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat untuk upaya pemulihan pasien Covid-19 dengan plasma di rumah sakit, dan sedang diselidiki untuk pengobatan COVID-19.
Berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia, FDA menyimpulkan produk ini mungkin efektif dalam mengobati COVID-19 dan manfaatnya lebih besar daripada risiko.
Baca juga: Seberapa Efektif Terapi Plasma Darah Bisa Atasi Kebotakan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.