Akhirnya, setelah melakukan lobi ke panitia dan pihak keamanan, konser dapat dilanjutkan kembali.
Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern
Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...
Setelah mendapat angin segar, Ridho sebagai pemandu acara berupaya keras untuk tampil dengan lebih menghibur, sambil berharap kericuhan tidak lagi berlanjut.
Ketika Anggun Pramudita mendapat giliran untuk menyanyi dan kendang mulai dipukul, Ridho sempat mengingat irama pukulan kendang tersebut seperti musik koplo zaman dahulu dengan lagu Karmila oleh grup musik OM Sera.
"Saya nyletuk 'Tarik Sis, Semongko'. Karena saya ingat pada musik versi OM Sera. Tapi waktu itu bukan lagu Bunga, lagunya Karmila, dengan jargon sama. Momen ketidak sengajaan," kata Ridho.
Baca juga: Mengapa Orang Tua Tidak Menyukai Musik Modern?
Menurutnya, jargon tersebut dapat menenangkan suasana dan lebih menghibur penonton.
"Semongko (semangka) itu segar, jadi suasana pada saat itu panas dan penonton cuma ricuh aja. Nah kpikiran teriak semongko kan seger pelepas dahaga. Semongko juga bisa dimaknai sebagai 'Semangato Sampai Bongko' (Semangat-lah Sampai Mati)," lanjutnya.
Untuk diketahui, dalam grup musik OM Sera, dengan pemain suling bernama Wiwin bersama pemain tamborin bernama Wasis, pernah membuat senggakan "Tarik Sis, Semongko" di lagu Karmila pada 2005-2006.
Baca juga: Mengenang Habibie, dari Dunia Dirgantara hingga Kecamannya terhadap Musik Rap
Setelah videonya viral di dunia maya, Ridho mengaku mendapat banyak apresiasi dari kalangan seniman musik dan warganet.
Bukan hanya apresiasi, Ridho juga mendapat cibiran lantaran dinilai bahwa dirinya bukan pencipta asli jargon "Tarik Sis, Semongko" tersebut.
"Senggakan ini memang bukan karya asli saya. Dulu itu penciptanya dari Mas Wiwin dan Mas Wasis dari OM Sera. Masalah penilaian plagiat atau apalah, saya tegaskan sekali lagi, kita orang seni bebas berkreasi, selama tidak ada yang merasa dirugikan," ungkap Ridho.
Baca juga: Mengenal Saptoto, Seniman di Balik Monumen Serangan Umum 1 Maret
"Sebetulnya kurang lebih jargon ini adalah sebuah cover, pencipta memang bukan saya, tapi yang viral itu suara saya waktu manggung bersama Anggun di acara pemuda Damlimo," lanjutnya.
Ridho menambahkan, dirinya juga masih intens menjalin hubungan baik dengan pencipta jargon tersebut.
Oleh karena itu, ia tak terlalu ambil pusing mengenai adanya beberapa pihak yang menyebutnya sebagai plagiat.
"Jadi kalau saya disebut sebagai plagiat, silakan saja itu hak mereka yang menilai. Saya mah santai saja. Yang penting jargon ini sekarang banyak dilirik semua produser. Terakhir, yang penting bagi saya bisa bermanfaat buat semua dan berkah," tutupnya.
Baca juga: Mengenang Profesor Drum Neil Peart...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.