Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dibuka Lagi, Bioskop di India Masih Sepi Pengunjung

Kompas.com - 18/10/2020, 07:31 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah tujuh bulan ditutup, bioskop dibuka kembali di India. Bioskop mulai beroperasi kembali pada Kamis (15/10/2020).

Dilansir dari Al Jazeera, sejak Maret 2020, hampir 10.000 bioskop di India ditutup sebagai dampak dari pembatasan sosial untuk mencegah penularan Covid-19.

Untuk mengurangi risiko penularan, pembukaan bioskop juga diikuti dengan sejumlah protokol ketat.

Protokol itu di antaranya, pemberian jarak antar bangku, pengaturan jam tayang, dan pembayaran tiket secara digital.

Selain itu, pemakaian masker dan pengecekan suhu tubuh menjadi hal yang wajib dilakukan sebelum pengunjung memasuki bioskop.

“Kami telah melakukan semua yang kami bisa, mungkin melebihi dari yang disyaratkan. Semua titik yang mungkin disentuh oleh pengunjung telah dilapisi dengan lapisan khusus anti mikroba,” kata Gagan Kapur, kepala PVR Cinemas untuk regional New Delhi.

Baca juga: Kisah Koki Bintang Michelin Beri Makan Jutaan Warga India dari Amerika

Sementara itu, INOX Leisure Ltd, operator bioskop terbesar kedua di India, mengatakan bahwa mereka hanya akan memutar film-film lama.

“Saat ini, yang kami upayakan adalah mendapatkan kembali kepercayaan orang dengan memberi tahu mereka bahwa bioskop aman dan terjamin,” kata Lalit Ojha, direktur regional perusahaan tersebut.

Namun, dilansir dari AP News, Jumat (16/10/2020), perjuangan bioskop di India untuk menarik kembali pengunjung akan cukup berat. 

Di Ibu Kota India, New Delhi, sebuah bioskop hanya mampu menarik lebih dari dua lusin orang untuk penayangan sore hari.

Sebagian besar penonton tersebut termasuk satpam dan staf pusat perbelanjaan tempat bioskop itu berada.

Tidak ada film baru

Pukulan telak bagi operator bioskop bukan hanya soal berkurangnya jumlah pengunjung, tetapi juga keengganan produser untuk menayangkan film-film mereka di bioskop.

Para sineas Bollywood lebih memilih merilis film-film baru mereka secara online melalui platform streaming film.

Akibatnya, bioskop tidak punya pilihan selain menayangkan judul-judul lama, termasuk film yang telah tayang sejak 2018.

Dilansir dari BBC, Sabtu (17/10/2020) para pengamat film di India mengatakan, hal ini menjadi sebuah lingkaran setan yang tidak berujung.

"Orang-orang tidak akan mau mengambil risiko tertular virus hanya demi menyaksikan film lawas," kata kritikus film Saibal Chatterjee.

Di sisi lain, studio film masih enggan merilis film mereka ke layar bioskop.

"Ini adalah sebuah lingkaran setan. Orang-orang tidak mau ke bioskop kecuali ada film blockbuster yang dirilis, namun produser tidak mau merilis film semacam itu kecuali orang-orang mau ke bioskop," kata analis film dan bisnis Komal Nahta.

Baca juga: Kasus Covid-19 di India Tembus 7 Juta, Warga Mulai Abaikan Protokol Kesehatan

Harapan pemilik bioskop

India dikenal sebagai negara dengan antusiasme tinggi terhadap film.

Pada 2019, tercatat ada lebih dari 1 miliar penjualan tiket di negara itu. India juga merupakan negara produsen film terbesar di dunia.

Oleh karena itu, para pemilik jaringan bioskop berharap antusiasme masyarakat untuk berkunjung ke bioskop masih akan tetap tinggi, meski belum ada film baru yang ditayangkan.

"Menonton film telah menjadi bagian dari kehidupan di negara ini. Ini adalah rutinitas masyarakat kelas menengah India, menghabiskan hari libur bersama keluarga di bioskop," kata Vikram Malhotra, CEO Abundatia Entertainment.

Namun, dari sudut pandang epidemiologis, keputusan untuk membuka kembali bioskop dipandang sebagai langkah yang tidak tepat.

Bioskop dinilai sebagai ruang publik yang paling berisiko terjadinya penularan virus.

"Terbatasnya ventilasi, sirkulasi yang bergantung pada AC, dan karena pencahayaan minim, tidak ada yang bisa memastikan pengunjung akan tetap mengenakan masker saat film diputar," kata virologis Dr Jacob John.

Sehingga, tidak tertutup kemungkinan bioskop akan ditutup kembali, jika ditemukan terjadinya kasus penularan virus corona.

"Untuk pertama kalinya, kesehatan industri film tidak ditentukan oleh kontennya, melainkan kesehatan masyarakat," kata analis film dan bisnis Komal Nahta.

Baca juga: Angka Kematian di India Akibat Corona Tembus 100.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com