Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjun Bebas dari Ruang Angkasa, Mungkinkah?

Kompas.com - 11/10/2020, 19:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dan, akhirnya dieksekusi, 2012.

Sebelum misi sesungguhnya dijalankan, Felix melalui 2 kali uji coba terjun bebas dari ketinggian yang rendah.

Uji coba pertama, Felix terjun bebas dari ketinggian 29,828 km, lalu pada Juli ketinggian uji coba ini bertambah menjadi 29,610 km.

Di hari pelaksanaan, 14 Oktober 2012, Felix melompat dari ketinggian 38,967 km dan berhasil mendarat di Bumi.

Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa ESA Terbang di Atas Kawah Es Mars, Ini Penampakannya

Pecahkan 3 rekor

Melansir laman Federasi Olahraga Udara Dunia FAI, aksi Felix ini memecahkan 3 rekor sekaligus.

Pertama, lompatan dengan kecepatan vertikal tertinggi, yakni 1.357,6 km/jam.

Kedua, sebagai lompatan tertinggi dari 38,967 km di atas permukaan laut.

Dan rekor ketiga adalah terjun bebas tertinggi tanpa parasut, setinggi 36,4 km di atas permukaan laut.

Setelah sukses mendarat di Bumi, Felix langsung berlutut dan mengangkat kedua tangannya.

Ketika berada di ketinggian dan melakukan terjun bebas itu, ia menyebut sudah melupakan semua tentang target dari misi yang dilakukannya untuk mendapatkan data-data ilmiah atau memecahkan rekor.

"Biarkan saya memberitahumu, ketika saya berdiri di sana, kita akan menjadi merasa rendah. Kita tidak akan berpikir soal memecahkan rekor atau mendapatkan data-data ilmiah, satu-satunya yang kita inginkan adalah kembali ke Bumi dalam kondisi hidup," kata Felix.

Berdasarkan laporan BBC, aksi itu berlangsung tidak sampai 10 menit, yakni hanya 4 menit 20 detik hingga akhirnya Felix kembali menapakkan kakinya di Bumi.

Namun, saat di tengah perjalanan Felix menyebut kaca helm yang ia kenakan berkabut sehingga ia mengira tidak dapat menyelesaikan misinya dengan baik.

Sebenarnya, bagaimana aksi ekstrem ini bisa dilakukan?

Ternyata, hal itu karena pakaian khusus yang dikenakan oleh Felix, yang dapat membuatnya bertahan dalam kondisi tekanan udara yang berbeda.

Berdasarkan laman Space, siapa pun bisa mencoba aksi sejenis, atau bahkan jika dilakukan di ketinggian yang lebih dari pada Felix.

Hanya saja, akan dibutuhkan pakaian khusus yang berbeda untuk melindungi orang tersebut dari kondisi yang jauh lebih ekstrem di atas sana.

Kecepatan yang akan dihasilkan pun akan menjadi lebih tinggi jika angka ketinggian bertambah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa 'Santo Suruh' yang Unik

[POPULER TREN] ICC Ajukan Surat Penangkapan Pemimpin Israel dan Hamas | Mengintip Jasa "Santo Suruh" yang Unik

Tren
Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Kronologi Singapore Airlines Alami Turbulensi, 1 Penumpang Meninggal

Tren
Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Kronologi Makam Mahasiswi UMY Dibongkar Sehari Usai Dimakamkan

Tren
4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

4 Korupsi SYL di Kementan: Beli Durian Rp 46 Juta dan Gaji Pedangdut

Tren
Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Kelebihan Berat Badan dan Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tren
Ada 'Andil' AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Ada "Andil" AS di Balik Kecelakaan Heli yang Menewaskan Presiden Iran

Tren
Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Kata Psikolog soal Pria Kuntit dan Teror Perempuan di Surabaya Selama 10 Tahun

Tren
Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Geliat Bursa Pilkada Jateng 2024, Sudah Ada Tiga Nama yang Berpeluang Maju

Tren
Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Daftar Harga Sapi dan Kambing untuk Idul Adha 2024

Tren
Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Bobby Nasution, 2020 Daftar PDI-P, 2024 Pindah ke Gerindra

Tren
Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Tren
Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Tren
5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com