Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2020, 09:08 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komorbid. Istilah ini sering didengar pada masa pandemi Covid-19.

Seseorang dengan komorbid disebut sebagai berisiko mengalami kondisi parah ketika terinfeksi virus corona.

Pada pasien infeksi virus corona, salah satu kondisi umum yang ditemukan adalah memiliki komorbid.

Lalu, apa itu komorbid?

Mengenal komorbid

Sederhananya, komorbid juga dikenal dengan penyakit penyerta.

Dikutip dari Britannica, komorbid merupakan penyakit atau kondisi yang muncul secara bersamaan pada individu.

Komorbid terkadang dianggap sebagai diagnosis sekunder dan telah dikenali setelah perawatan untuk diagnosis utama.

Gangguan komorbiditas biasanya lebih parah, kronis, dan sulit diobati daripada gangguan murni.

Melansir Science Direct, komorbid dapat disebabkan oleh setidaknya tiga kelas.

Pertama, ketika satu gangguan secara langsung memengaruhi permulaan gangguan kedua.

Misalnya, penyalahgunaan alkohol terus-menerus dapat menyebabkan sirosis hati.

Proses kelas kedua melibatkan efek tidak langsung dari satu gangguan pada permulaan gangguan kedua.

Contohnya, tekanan terkait ancaman dan perubahan gaya hidup setelah didiagnosis penyakit jantung dapat memengaruhi timbulnya gangguan kecemasan.

Pada kelas ketiga, komorbid dapat melibatkan penyebab umum.

Peristiwa traumatis, misalnya, dapat memengaruhi berbagai macam kecemasan komrbiditas dan gangguan mood.

Baca juga: CDC: 94 Persen Kematian Covid-19 Terjadi pada Pasien Komorbid, Ini Datanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com