KOMPAS.com - Virus corona penyebab penyakit Covid-19 diketahui berbahaya apabila menginfeksi pasien dengan usia lanjut atau memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Sebab mayoritas kematian pada pasien Covid-19 berhubungan dengan pasien yang memiliki riwayat penyakit penyerta.
Sebelumnya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan, 94 persen kasus kematian terjadi pada pasien yang terinfeksi virus, diikuti dengan sejumlah penyakit penyerta atau kondisi kesehatan bawaan (komorbid).
Sementara sisanya, sekitar 6 persen kematian benar-benar disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2.
CDC mencantumkan beberapa penyakit penyerta yang mendasari kematian pasien Covid-19 seperti influenza dan pneumonia, kegagalan bernapas, hipertensi, diabetes, demensia vaskular, gagal jantung dan gagal ginjal.
Baca juga: Mayoritas Kematian Pasien Covid-19 karena Komorbid, Apa Saja yang Harus Diwaspadai?
Menurut epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman, data global maupun nasional menunjukkan bahwa komorbid yang banyak ditemukan pada pasien Covid-19 tidak jauh berbeda.
Beberapa penyakit penyerta tersebut antara lain obesitas, penyakit jantung, hipertensi, penyakit paru-paru, penyakit ginjal, hingga penyakit yang menyerang hati.
"Ini menjadi faktor komorbid yang ditemukan pada pasien Covid-19," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020).
Ia menegaskan, komorbid atau penyakit penyerta dapat berbahaya dan masuk dalam kelompok risiko tinggi.
Misalnya pada orang obesitas atau kegemukan, lanjut Dicky, mempunyai dua risiko sekaligus yakni risiko lebih mudah terinfeksi dan lebih mudah jatuh dalam kondisi berat atau kritis kemudian meninggal dunia.
"Karena ini berkaitan dengan respons tubuhnya," ujar dia.
Baca juga: Smartwatch Bisa Cek Oksigen Darah untuk Deteksi Happy Hipoxia, Akuratkah?
Penurunan distribusi oksigen
Dicky menambahkan, pada kasus Covid-19, terdapat penurunan distribusi oksigen pada organ-organ tubuh orang yang terinfeksi. Kondisi ini akan berdampak buruk pada orang-orang yang memiliki komorbid.
Sementara itu, kasus diabetes dan obesitas di Indonesia termasuk tinggi.
Ini harus diwaspadai karena terdapat potensi ledakan kasus kesakitan yang membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit, bahkan kasus yang memerlukan bantuan ventilator.