Secara global, misalnya, sekitar 50 persen guru dan 43 persen siswa, masing-masing, kekurangan komputer atau internet di rumah.
Selain itu, dalam banyak kasus, guru sering kali dibebani tugas ganda untuk mengawasi
anak-anak mereka sendiri di rumah, sembari mencoba melakukan pembelajaran daring.
Baca juga: Peringatan Hari Guru, Ganjar Dorong Guru Honorer Jadi PPPK dan Dapat Gaji Layak
Di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) terus melakukan penguatan kompetensi guru, utamanya dalam menghadapi tantangan pembelajaran di masa pendemi Covid-19.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/9/2020), GTK menggelar Program “Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19” pada Senin (28/9/2020), secara virtual.
Program Guru Belajar seluruhnya akan dilaksanakan secara daring (online) dan terdiri dari tiga tahap yaitu Bimbingan Teknis, Pendidikan dan Latihan, serta Pengimbasan.
Dirjen GTK, Iwan Syahril mengatakan, program Guru Belajar bertujuan mengembangkan kemampuan guru mengelola PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan meningkatkan skill guru menggunakan teknologi.
Program yang akan dilaksanakan mulai 1-19 Desember 2020 itu terbagi dalam beberapa tahap kegiatan yaitu bimtek, diklat dan pengimbasan.
Sebanyak lima angkatan akan mengikuti bimtek, selanjutnya panitia akan menyeleksi peserta untuk mendapatkan tiga angkatan yang nantinya mengikuti tahap diklat dan pengimbasan.
Baca juga: Upacara Hari Guru Nasional, Mendikbud Nadiem Makarim Pidato Lewat Video
Iwan menyebutkan, tujuan dari program Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19 utamanya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang PJJ berbasis beban kurikulum yang disederhanakan.
Di sisi lain, Data Kemendikbud mencatat, di Indonesia ada 96,6 persen siswa belajar dari rumah.
Sebanyak 86,6 persen siswa Indonesia belajar di rumah dengan mengerjakan tugas dari guru, namun pembelajaran interaktif hanya berhasil dilakukan oleh 38,8 persen.
Sementara itu, sebanyak 53,55 persen guru kesulitan mengelola kelas selama PJJ, dan 49,24 persen guru terhambat melaksanakan asesmen PJJ.
Guru juga sulit menggunakan teknologi selama PJJ, dengan jumlah 48,45 persen.
Selain soal pembelajaran, faktor biaya komunikasi digital juga menjadi beban bagi guru. Terdata, rata-rata guru menghabiskan Rp 190 ribu untuk membeli kuota internet dan pulsa.
Baca juga: Rekomendasi KPAI untuk Kemendikbud di Hari Guru Nasional 2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.