KOMPAS.com - Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat, setidaknya sebanyak 130 dokter, 9 dokter gigi (6 dokter gigi umum, 3 dokter gigi spesialis) serta 92 perawat meninggal dunia akibat Covid-19 hingga Sabtu (3/10/2020)
Adapun jumlah dokter yang meninggal paling banyak merupakan dokter umum.
Perincian dokter yang meninggal yakni 67 dokter umum (4 di antaranya guru besar) dan 61 dokter spesialis (4 di antaranya guru besar).
Baca juga: Dokter Sebut Usia dan Berat Badan Trump Tingkatkan Risiko Komplikasi Covid-19
Sementara itu, perincian dokter spesialis yang meninggal yakni interna (8 orang), bedah (7 orang), obgyn (6 orang), pediatri (6 orang), THT-KL (4 orang), dan psikiatri (4 orang).
Sedangkan untuk dokter anestesi, ortophedi, paru, neurologi, dan radiologi (masing-masing 3 orang).
Sedangkan untuk dokter bedah saraf dan dokter bedah anak masing-masing 2 orang.
Adapun dokter lain yang meninggal akibat Covid-19 adalah dokter farmakologi klinis, kedokteran fisik, urologi, kedokteran okupasi, mata, residen interna, residen pediatri, patologi klinik serta jantung dan pembuluh darah di mana masing-masing yang meninggal adalah 1 orang.
Baca juga: 100 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Apa Saja Dampaknya?
Kasus nakes yang meninggal dunia tersebut tersebar di 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (Kota/Kabupaten).
Berikut sebaran provinsi kematian para dokter di Indonesia:
Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?
118 dokter atau sekitar 84,6 persen dokter yang meninggal berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 20 dokter perempuan atau sekitar 15,4 persen.
Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI dr Ari Kusuma mengatakan kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa, terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan.
Terlebih menurut dia, jumlah dokter di Indonesia merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia.
Baca juga: Kasus Pegawai Starbucks dan Pemahaman soal Pelecehan terhadap Perempuan...
Apabila diprosentase, keberadaan dokter sangat tidak sepadan dengan jumlah penduduk Indonesia. Di mana seorang dokter diestimasikan melayani 3.000 masyarakat.
"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik Covid maupun non-Covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya seperti yang rilis diterima Kompas.com, Sabtu (3/10/2020) malam.
Lebih lanjut, PB IDI berharap masyarakat tak menganggap remeh dan tidak abai protokol kesehatan selama pandemi.
"Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19 termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari penularan Covid,” ujar DR dr Eka Ginanjar, selaku Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI.
Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?
1. Masker
Selalu memakai masker dengan baik dan benar guna mencegah penularan melalui droplet atau bahkan aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.
2. Menjaga jarak
Untuk menghindari kerumunan terutama saat beraktivitas bersama dalam waktu lama dengan sirkulasi udara tertutup, termasuk makan bersama.
3. Mencuci tangan
Mencuci tangan selalu dilakukan dengan air mengalir dan sabun dengan benar selama 40 sampai dengan 60 detik.
Atau bila tidak ada, maka dapat hand sanitizer berbasis alkohol.
Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana