Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Harga Tiket Kereta Kelas Ekonomi Disebut Ngawur Setelah KAI Ganti Logo Baru, Benarkah?

Kompas.com - 02/10/2020, 13:12 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang bernarasikan harga tiket kereta api kelas ekonomi semakin ngawur semenjak PT KAI mengganti logo baru, ramai di media sosial.

Adapun kereta kelas ekonomi yang dimaksud adalah pada rangkaian KA Gajayana rute Malang-Gambir PP dengan harga Rp 350.000.

Terlebih, dengan jarak tempuh kurang lebih 800 kilometer, penumpang tidak mendapat makan, tidak diberi fasilitas bantal dan selimut.

Unggahan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Isya Setiawan Ramdhani di grup Facebook Motuba pada Kamis (1/10/2020).

Hingga Jumat (2/10/2020), unggahan itu telah mendapat beragam komentar dari warganet. Setidaknya, ada lebih dari 800 komentar yang meramaikan unggahan Isya itu.

Baca juga: Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?

Tangkapan layar unggahan yang bernarasikan harga tiket kereta api kelas ekonomi semakin ngawur semenjak PT KAI mengganti logo baru.FACEBOOK Tangkapan layar unggahan yang bernarasikan harga tiket kereta api kelas ekonomi semakin ngawur semenjak PT KAI mengganti logo baru.

Lantas, seperti apa cerita di balik unggahan tersebut?

Konfirmasi Kompas.com

Guna mencari tahu seperti apa cerita di balik unggahan yang ramai itu, Kompas.com menghubungi langsung pemilik akun Facebook Isya Setiawan Ramdhani.

Saat dikonfirmasi, Isya mengatakan bahwa awal mula dirinya mengetahui harga KA Gajayana kelas ekonomi dirasanya mahal, ketika hendak memesankan tiket untuk sang ayah.

Sebenarnya, Isya sudah mengetahui bahwa KA yang dia maksud adalah kelas ekonomi premium yang bangkunya bisa di-reclining atau direbahkan sedikit.

"Kenapa saya bilang tarifnya kurang tepat, karena mayoritas pengguna K3 (kereta kelas ekonomi) kan notabene masyarakat yang kurang mampu," kata Isya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/10/2020).

Baca juga: Ramai soal Masker Scuba, Bolehkah Dipakai di Kereta Api Jarak Jauh?

Menurutnya, terdapat ketidaksesuaian antara tarif yang dipatok dengan apa yang konsumen dapatkan jika menaiki KA kelas ini.

Berdasarkan sepengetahuannya, KA Gajayana sejatinya hanyalah rangkaian kereta K1 atau kelas eksekutif saja.

"Kebetulan (ndilalah) pas habis ganti logo, malah ketambahan K3 di rangkaian K1 nya. Jadi waktunya bisa dikatakan berbarengan sama ganti logonya," ucap Isya.

Baca juga: Tarif Tiket Kereta Jarak Jauh Naik hingga 40 Persen, Ini Penjelasan KAI

Penjelasan PT KAI

Mengonfirmasi adanya keluhan itu, Kompas.com juga menghubungi Vice President Public Relations PT KAI, Joni Martinus.

Joni membenarkan bahwa KAI menambahkan 1 kereta ekonomi premium dengan kapasitas 56 tempat duduk pada rangkaian KA Gajayana dengan rute Gambir-Malang PP.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com